TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera melaporkan penerimaan sumbangan dana kampanye periode I ke Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp 32 miliar. Jumlah ini jauh dari yang diincar PKS dari sejumlah kementerian untuk kepentingan Pemilu Presiden 2014.
Saat dikonfirmasi dana kampanyenya jauh dari yang ditargetkan, perwakilan PKS enggan berkomentar. "Kayaknya yang itu tidak bisa komentar, kami hanya tim pelaporan dana kampanye PKS," kata Marwan Gunawan, staf bendahara PKS di kantor KPU Jakarta, Jumat, 27 Desember 2013.
Marwan menyebutkan total penerimaan yang dilaporkan pada periode I ini sebesar Rp 32 miliar. Dengan rincian, sekitar Rp 12 miliar dari caleg yang mentransfer ke rekening partai, Rp 430 juta dari sumbangan per orangan, Rp 930 juta dari dana rutin atau kas partai, dan Rp 18,7 miliar dari aktifitas caleg di lapangan. "Rp 18,7 miliar itu caleg yang aktifitas sendiri kayak bikin spanduk, konsolidasi di daerah, dan lain lain. Memang masih kecil, karena mereka lolos DCT baru Agustus ini, jadi belum jor-joran," ujar dia.
Marwan mengakui setiap calegnya dikenai uang komitmen masing-masing sebesar Rp 300 juta. Namun, hingga Desember ini belum seluruhnya melunasi Rp 300 juta tersebut sehingga baru menghasilkan Rp 12 miliar. "Ada yang belum pemenuhan, Desember ini ada yang baru Rp 100 juta," kata dia.
Sebelumnya, disebutkan bahwa PKS tengah menargetkan dana senilai Rp 2 triliun untuk Pemilu 2014, hal tersebut diutarakan tersangka pembobol Bank Jawa Barat Banten (BJB) dan Bank Jatim, Yudi Setiawan. Rp 1 triliun berasal dari Kementerian Pertanian, Rp 500 miliar dari Kemensos, dan Rp 500 miliar dari Kemenkominfo.
Data itu diungkap Yudi berdasarkan notulensi hasil pertemuan dengan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Yudi dijanjikan menggarap seluruh proyek yang akan dikerjakan oleh tiga kementerian itu.
Kini, Luthfi juga telah divonis 16 tahun hukuman penjara dan denda Rp 1 miliar dengan ketentuan jika denda tak dibayar diganti 1 tahun kurungan. Hukuman ini merupakan akumulasi dari pidana perkara suap pengurusan kuota daging sapi dan pencucian uang yang didakwakan pada Luthfi.
LINDA TRIANITA
Berita Lain:
Mata: Banten Suram, Jika Tatu Jadi Wagub
Hal yang Dilanggar Ratu Atut Saat Pelesir Belanja
Tatu: Ada Orang DPP Golkar yang Mau Jegal Saya
Pejabat Makin Enak, Berobat ke Luar Negeri Gratis