Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lamalera, Budaya dan Sastra Laut Indonesia

image-gnews
Perburuan ikan paus di Lamalera. TEMPO/Yohanes Seo
Perburuan ikan paus di Lamalera. TEMPO/Yohanes Seo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Lamalera, pulau Lembata, NTT ada tradisi unik memburu paus yang dilakukan turun-temurun sejak abad ke-16. Warga Lamalera hidup dari perburuan paus. Paus dibagikan kepada warga untuk ditukar jagung, padi, pisang. Bila ada yang mengkhawatirkan mamalia laut itu akan punah, dampaknya sangat kecil.Dan jenis paus ditangkap bukan mamalia yang dilindungi.

Menurut Bona Beding, penulis dan direktur Penerbit Lamalera, ada aturan adat Lamalera untuk tidak menangkap paus yakni, jenis jantan besar dan betina sedang hamil. Dalam diskusi Yayasan Nuswantara Bakti tema Logika Dasar Cara Berpikir Kebudayaan Maritim, di hotel Sultan belum lama ini, Bona mempertanyakan ke depan apakah laut akan diprivatisasi, mengingat sudah  ada pulau yang  dimiliki perorangan, pembangunan  resort  bahkan  pengeboran  yang dilakukan pihak asing di laut.

Laut menurut Bona menjadi pusat moral dan pendidikan,"Dalam kehidupan  orang  Lamalera, semua kosmologi laut selalu berhubungan denganontologis. Ikan selalu  dihayati  sebagai hadiah dari Tuhan.Mereka dituntut untuk menjaga keselarasan  harmoni antara laut dan daratan," kata dia.  (Baca :Borobudur Writer Festival Digelar 17 Oktober 2013)

Laut  bagi  orang Lamalera  adalah  ibu mereka  yang melahirkan, membesarkan,melindungi, dan memberi hidup. Ia mempertanyakan, jika  terjadi  privatisasi  terhadap  laut  yang  kita  miliki  lalu  bagaimana  dengan perkembangan akan  masa  depan  generasi  mendatang.

Bona mengatakan, orang  Lamalera  menyebut  diri mereka  empunya laut. Ikan, laut beserta seluruh isinya  menjadi tanggung jawab mereka. Sehingga mereka  memliki  tanggung  jawab  moral  untuk menjaga  merawat  dan melestarikannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi mereka tidak memburu atau mencari paus."Kami hanya mengambil apa yang sudah disediakan Tuhan lewat alam," kata Bona yang ayahnya menjadi Lamafa (juru tikam ikan paus sekaligus pemimpin laut).

Ketika para lelaki memburu paus, para ibu di darat juga menjaga perilaku dengan tidak berbicara kotor, bertengkar, dan pintu rumah harus terbuka agar rejeki dari laut menghampiri. Pada musim melaut pada Mei hingga Oktober, para lamafa tak boleh tidur dengan istrinya, bertengkar dengan ibu, saudara perempuan dan istri. "Hasil laut dibagikan kepada para janda dan kaum miskin," kata Bona.

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler
Tip Sewa Mobil untuk Liburan
Gajah Mada Versi Bahasa Inggris di Pasar Dunia 
Liburan, Langit Ajak Mahasiswa Buat Novel
Kenapa Remaja Mulai Tinggalkan Facebook

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

13 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

20 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.


Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

52 hari lalu

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.


Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

52 hari lalu

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.


Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

55 hari lalu

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?


Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menemui capres 01 Anies Baswedan di Yogyakarta Rabu (24/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.


Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.


Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia terpilih memimpin Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre periode 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul


Ganjar Pranowo Sebut Potensi Viralisme di Ekspor Budaya Populer, Apa Maksudnya?

7 Januari 2024

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo memberikan keterangan saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ganjar Pranowo Sebut Potensi Viralisme di Ekspor Budaya Populer, Apa Maksudnya?

Ganjar Pranowo mengatakan budaya populer nusantara dapat dipromosikan lebih luas melalui teknologi digital, yaitu viralisme.


Sandiaga Dorong Budaya Indonesia Go International: Lagu Dangdut Banyak Disetel di Korea Selatan

30 November 2023

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan keterangan pers usai acara peringatan Hari Ekonomi Kreatif Nasional di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenparekraf, Jakarta pada Selasa, 24 Oktober 2023. TEMPO/Ami Heppy
Sandiaga Dorong Budaya Indonesia Go International: Lagu Dangdut Banyak Disetel di Korea Selatan

Menparekraf Sandiaga Uno mengklaim bahwa masyarakat Korea Selatan juga mulai menggemari budaya Indonesia atau I-Pop.