TEMPO.CO, Pekalongan - Kelebihan kapasitas kerap dijadikan alasan sebagai salah satu pemicu kerusuhan di sejumlah lembaga pemasyarakatan (LP). Terakhir, kerusuhan pecah di LP Kelas II Palopo, Sulawesi Selatan, 14 Desember. Hingga kini, masalah kelebihan kapasitas masih merundung sejumlah LP lain.
Salah satunya LP Kelas II Kota Pekalongan. Kapasitas normal LP itu hanya menampung 256 warga binaan. "Tapi sekarang dihuni 855 warga binaan," kata Kepala LP Kelas II Kota Pekalongan, Suprapto, kepada Tempo, Ahad, 29 Desember 2013.
Dari jumlah itu, 726 orang di antaranya titipan dari LP Cipinang, Jakarta Timur. Suprapto mengatakan, mayoritas warga binaan dari LP Cipinang itu tersandung kasus narkoba. Sabtu lalu, LP Kelas II Kota Pekalongan dikabarkan sempat memanas karena ada konflik kecil antarblok.
Sebanyak 30 anggota Pengendali Massa dari Kepolisian Resor Pekalongan Kota dikerahkan untuk mencegah agar konflik itu tidak merembet jadi kerusuhan. "Konflik telah diselesaikan oleh petugas LP secara musyawarah," kata Kepala Polres Pekalongan Kota Ajun Komisaris Besar Rifky.
Suprapto tidak menyangkal jika LP Kelas II Kota Pekalongan rawan konflik. Selain karena kelebihan kapasitas, karakter warga binaan titipan asal LP Cipinang dikenal lebih keras dan sulit dikendalikan daripada warga binaan asli Pekalongan.
"Dari Jakarta (Cipinang) juga tidak ada pemisahan warga binaan yang sejak awal terkait masalah," ujar Suprapto. Dia mencontohkan, ada warga binaan yang dari Jakarta sudah terlibat utang-piutang. Karena sama-sama dititipkan di LP Kelas II Kota Pekalongan, keduanya terlibat konflik saat bertemu.
Padatnya warga binaan hingga tiga kali lipat dari kapasitas normal LP Kelas II Kota Pekalongan itu tidak berimbang dengan jumlah petugasnya yang hanya 40 orang dibagi dalam empat regu. Tiap satu regu terdiri atas 10 orang. Karena pembagian pos tugas jaga, blok tahanan hanya dijaga dua petugas.
"Normalnya, satu petugas hanya menjaga 10 warga binaan," kata Suprapto. Dari 40 petugas yang ada, Suprapto menambahkan, jumlahnya akan berkurang karena beberapa di antaranya sudah mendekati masa pensiun. Sementara itu, belum ada kabar rencana penambahan petugas LP dari pusat.
Karena terbatasnya petugas, sekitar empat bulan lalu, LP Kelas II Kota Pekalongan membuat nota kesepakatan dengan Polres Pekalongan Kota ihwal bantuan pengamanan. Sejak itu, tiap hari Polres mengirim satu regu yang terdiri atas enam anggota untuk menjaga LP sejak siang hingga sore.
Malamnya, pengamanan tambahan dari Polres dilakukan dengan menyambangi LP tiap jam patroli. "Jika sewaktu-waktu ada informasi kondisi LP tidak kondusif, kami segera mengirimkan bantuan satu pleton yang terdiri dari 30 anggota," kata Rifky.
DINDA LEO LISTY
Terpopuler:
Haul Gus Dur, Butet Mengolok-Olok Prabowo?
Sutarman: Ucapan Gus Dur Manjur
Kecelakaan Maut Probolinggo, 15 Tewas
Kata Rhoma, Jokowi yang Mengajaknya Duet