TEMPO.CO, Kairo - Jalan untuk menaikkan Menteri Pertahanan Mesir Jenderal Abdel Fattah al-Sisi ke posisi presiden sepertinya tengah berlangsung di Mesir. Pemerintah Mesir kemungkinan akan menggelar pemilihan presiden lebih awal dibandingkan pemilihan parlemen. Menilik pemilu sebelumnya, pemilihan parlemen lebih dulu ketimbang pemilihan presiden.
"Penataan ulang jadwal politik itu upaya agar Menteri Pertahanan Abdel Fattah al-Sisi bisa terpilih dalam pilpres April mendatang," kata sumber di pemerintahan Mesir, seperti dilansir Reuters, Senin, 30 Desember 2013.
Pemilihan digelar untuk mengisi jabatan presiden setelah militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu. Saat ini pemerintahan dipegang Adly Mansour sebagai presiden sementara.
Beberapa tokoh politik sekuler dan para pengamat mengatakan, negara membutuhkan pemimpin yang mampu mengarahkan pemerintah pada saat krisis ekonomi dan politik. Sementara pemilihan parlemen akan mengakibatkan terbentuknya aliansi politik yang justru memecah belah. "Para tokoh ini telah sebanyak empat kali melobi Mansour," kata salah seorang pejabat.
Seorang pejabat militer menambahkan, sebagian besar partai telah meminta hal itu. Mereka, kata pejabat itu, sepertinya akan mendukung Kepala SCAF tersebut. Al-Sisi diprediksi akan menjadi kandidat utama untuk presiden, meskipun ia belum mengumumkan pencalonannya. "Dia telah dituduh oleh kelompok Islam sebagai pelaku kudeta atas Mursi, yang dipilih secara langsung," katanya.
Sejak Mursi dilengserkan, pemerintah Mesir telah menindak keras Al-Ikhwan al-Muslimun, organisasi yang menyokong Mursi. Setelah dinyatakan sebagai organisasi terlarang, pemerintah juga menetapkan Al-Ikhwan sebagai organisasi teroris, pekan lalu.
REUTERS | EKO ARI