TEMPO.CO, Kupang - Garda Flobamora dan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 30 Desember 2013, tengah malam tadi menggelar acara sejuta lilin bagi mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk memperingati kematian mantan Presiden RI ke-4 itu.
"Malam sejuta lilin ini digelar untuk mengenang kematian Gus Dur sebagai bapak perubahan di Indonesia," kata Ketua Garda Flobamora NTT Yoris Makarawung kepada wartawan.
Menurut dia, Gus Dur adalah bapak pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri atas suku dan agama yang berbeda. Saat itu, mereka juga mendeklarasikan mendiang Kyai Haji Abdurrahman Wahid sebagai Bapak Bangsa, Nasionalis, dan Pembela Kaum Minoritas.
Sekretaris PSMTI NTT, David Kenenbudi, mengatakan masyarakat Tionghoa mengucapkan terima kasih kepada mendiang Gus Dur atas jasa-jasanya terhadap warga Indonesia beretnis Tionghoa. "Atas inisiatif beliau, maka warga Tionghoa boleh merayakan Imlek yang dijadikan sebagai hari libur nasional," katanya.
Menurut dia, Gus Dur adalah pahlawan pluralisme yang mempersatukan bangsa ini. "Mendiang Gus Dur harus mendapat penghargaan lebih dari bangsa ini karena berkatnya, persaudaraan dan persatuan bangsa ini semakin kokoh," katanya.
Acara sejuta lilin untuk Gus Dur ini berlangsung khidmat. Acara dihadiri oleh ratusan simpatisan Gus Dur yang membakar sejuta lilin di sepanjang Jalan Timor Raya.
YOHANES SEO