TEMPO.CO, Jakarta - Malam pergantian tahun, sekitar 13 ribu orang menghabiskan akhir tahun di puncak Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Rinciannya sebanyak 3 ribu pendaki di Gunung Semeru sedangkan 10 ribu selebihnya di Gunung Bromo. Kawasan yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS) ini mulai dipadati pengunjung sejak dua hari terakhir.
"Pengamanan ditambah untuk menjamin keamanan dan keselamatan pendaki dan wisatawan," kata Kepala BBTN BTS, Ayu Dewi Utari melalui pesan pendek, Selasa 31 Desember 201. Pengamanan melibatkan relawan dari mahasiswa pecinta alam, tim SAR dan potensi SAR di sekitar Lumajang dan PMI. Pengamanan dilakukan mulai 23 Desember 2013 sampai 5 Januari 2014.
Total sebanyak 250 petugas bersiaga. Mereka ditempatkan di lima pos di sepanjang jalur pendakian. Selain untuk menjaga keamanan dan keselamatan pendaki mereka juga bertugas membersihkan kawasan konservasi dari tumpukan sampah yang dibawa para pendaki.
Demi menjaga lingkungan, para pendaki diminta membawa kembali sampah ke bawah. Terutama sampah plastik yang membutuhkan waktu mengurai selama bertahun-tahun. "Petugas akan memeriksan perlengkapan dan perbekalan pendaki," katanya.
Pendaki yang merayakan pergantian tahun di Semeru stabil, tahun lalu juga 3 ribu orang. Mereka sebelum mendaki mendaftar ke BBTN BTS secara online maupun melalui pos Ranu Pani di Senduro Kabupaten Lumajang. Para pendaki Semeru juga diminta waspada dan hati-hati, karena sejumlah titik jalur pendaikian rawan tanah longsor dan pohon tumbang. Potensi bencana terjadi mulai awal musim hujan lalu.
Namun, para pendaki diminta tak mendaki ke puncak atau kawah Jonggring Saloka. Alasannya, sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, aktivitas vulkanik Semeru tinggi dan para pendaki dibatasi maksimal mendaki di kawasan Kali Mati.
EKO WIDIANTO