TEMPO.CO, Makassar - Momen Tahun Baru 2014 dinodai dengan tawuran dua kelompok pemuda di Jalan Abdul Kadir, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Dalam bentrok selama tiga jam pada Rabu, 1 Januari 2014, itu, sekitar 30 orang terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Tawuran melibatkan kelompok pemuda Kampung Sappabulo, Jalan Abdul Kadir, dengan warga pemukiman penyandang kusta Soleang, Jalan Dangko. Insiden antara kedua pihak merupakan yang kedua kalinya dalam sepekan. Pada Ahad lalu, tawuran berlangsung hingga enam jam. Diduga, kejadian itu dipicu dendam lama di antara mereka.
Kurniawan, 35 tahun, warga jalan Daeng Tata, mengatakan bentrok diduga dipicu penyerangan pemuda Soleang ke Kampung Sappabulo. Kebetulan, saat itu sejumlah penduduk Sappabulo sedang berkumpul di sebuah rumah duka. "Serangan sebelumnya juga dimulai pemuda Dangko. Polisi semestinya bertindak tegas," kata dia.
Kepala Kepolisian Sektor Tamalate Komisaris Suaeb Abdul Madjid mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan resmi tentang jumlah warga yang terluka. Ia hanya menaksir angka di atas 30. Warga disebut mengalami luka berbeda-beda, antara lain akibat terkena anak panah, lemparan batu, hingga bom molotov.
Rata-rata warga yang terluka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Haji Makassar, yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi bentrok. Dua di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, karena luka yang cukup parah. "Mereka terkena panah di leher," ujar Suaeb kepada wartawan.
Menurut informasi warga di lokasi, bentrokan mulai pecah sekitar pukul 8.00. Kedua pihak saling serang menggunakan batu, molotov, ketapel busur panah, serta petasan. Polisi baru bisa mengendalikan situasi sekitar pukul 11.00 setelah menurunkan tiga pleton personel Brimob ke lokasi.
Hingga berita dihimpun, polisi hanya menyisir kawasan bentrok tanpa mengamankan satu pun warga yang terlibat.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Makassar, Imran Samad, mengatakan sempat menurunkan armada truk pemadam ke lokasi. Ia mendapat laporan bahwa muncul titik api di salah satu rumah karena dipicu lemparan molotov. Namun ternyata tak ada satu pun rumah yang terbakar.
Perang kelompok sempat jadi tontonan warga yang kebetulan melintas. Arus kendaraan juga terhambat karena para pelaku memblokir jalan raya. Hingga Rabu siang, polisi bersenjata lengkap masih disiagakan di lokasi untuk mengantisipasi bentrok susulan.
Suaeb mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan kedua pihak warga untuk mencari tahu penyebab bentrok. Diketahui, kedua pihak sudah sering terlibat tawuran sejak lama. Biasanya, bentrok terjadi karena dendam lama. "Kami akan carikan solusi supaya kejadian tidak terulang lagi," ujarnya.
Intelkam Kepolisian Resor Kota Besar Makassar mencatat empat kejadian perang kelompok sejak pergantian tahun. Pada Rabu dinihari, terjadi tawuran di Jalan Rappocini, Sungai Saddang, serta Jalan Abdullah Daeng Sirua. "Di tiga lokasi itu, 20 orang diamankan beserta puluhan senjata tajam," kata Kepala Unit Operasional Intelkam Polrestabes Inspektur Satu Surahman.
AAN PRANATA
Terpopuler
Kocak, Gaya Obrolan 'Gak Nyambung' SBY
Kebangetan, Pejabat Bisa Disogok Dolar Langka
Jelang Tahun Baru, Atut Sulit Tidur di Penjara
Diungkit soal Aburizal, Idrus Marham Pasang Badan