TEMPO.CO, Mojokerto - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono direncanakan bakal mengunjungi Museum Majapahit di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat besok, 3 Januari 2014. Masyarakat pemerhati peninggalan Kerajaan Majapahit berharap dalam kunjungan itu Presiden memberikan angin segar pada Trowulan sebagai kawasan cagar budaya nasional. "Harapan kami, Presiden memberikan kado awal tahun bagi Trowulan," kata pemerhati sejarah dan budaya Majapahit asal Surabaya, Deddy Endarto, saat dihubungi, Kamis, 2 Januari 2014.
Pengelola museum online Wilwatikta ini mengatakan, sama seperti harapan tim ahli cagar budaya nasional, dia menginginkan Trowulan ditetapkan sebagai cagar budaya nasional pada akhir 2013. Namun, hingga memasuki awal 2014, harapan itu belum terwujud. "Yang saya dengar, tim ahli sudah menyerahkan berkas rekomendasi ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tapi sampai sekarang belum ada kabar," ujar Deddy.
Hal yang sama dikatakan Koordinator Save Trowulan, Nanang Moeny. Dia meminta Presiden mengambil sikap atas status Trowulan yang mulai terancam industrialisasi. "Kami berharap pemerintah secepatnya menetapkan Trowulan sebagai kawasan cagar budaya nasional," ujar Nanang.
Selama puluhan tahun, status Trowulan tidak jelas. Status hukum Trowulan sebagai aset budaya bangsa itu sangat penting dalam upaya pelestarian peninggalan sejarah tersebut. Akibat tidak adanya dasar hukum yang kuat, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan tak bisa berbuat banyak, termasuk dalam menindak pelanggaran pemanfaatan lahan di Trowulan.
Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) Adrian Perkasa juga mempertanyakan komitmen pemerintah dalam menetapkan Trowulan sebagai kawasan cagar budaya nasional. "Kami sudah pernah menemui Dirjen Kebudayaan dan dijanjikan akan ditetapkan November 2013," kata dia.
Adrian menambahkan, kedatangan Presiden SBY ke Trowulan seharusnya jadi kesempatan untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang status Trowulan. "Ini kesempatan baik bagi Presiden," ujarnya.
Keinginan menetapkan Trowulan sebagai kawasan cagar budaya nasional semakin menguat seiring kontroversi rencana pembangunan pabrik baja di Trowulan yang dikhawatirkan menimbulkan pencemaran lingkungan dan mengganggu keberadaan situs bersejarah.
ISHOMUDDIN