TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pengusaha kue rumahan, Tresnansiana Ismiranti, mengatakan sudah berancang-ancang mengganti tabung elpiji ukuran 12 kilogramnya menjadi elpiji 3 kilogram yang mendapat subsidi pemerintah. Hal ini dilakukan setelah ia memperhitungkan kemungkinan penurunan keuntungan dari penjualan kue akibat kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram.
Ia mengungkapkan, harga gas elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram melonjak per Januari 2013. Harga elpiji naik sekitar Rp 3.959 per kilogram. Walhasil, harga jual satu tabung yang tadinya Rp 72.000 pun diperkirakan naik hingga Rp 117.000.
Lebih lanjut, Tresnansiana mengatakan, peralihan ke elpiji ukuran 3 kilogram itu sudah dipikirkan masak-masak. Ia membandingkan, biaya yang dikeluarkannya tetap lebih murah jika harus mengisi ulang tabung elpiji ukuran 3 kilogram hingga lima kali. “Hanya keluar sekitar Rp 83.000 sebulan, padahal saya dapat 15 kilogram gas," tutur wanita berusia 38 tahun itu.
Sebelumnya, juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, mengungkapkan harga elpiji 12 kilogram yang berlaku sejak Oktober 2009 jauh di bawah harga pokok perolehan, yakni Rp 10.785. Akibat selisih tersebut, Pertamina menanggung kerugian sebesar Rp 22 triliun selama enam tahun terakhir. Meski harga elpiji jenis ini sudah dinaikkan, Pertamina mengaku masih merugi sebesar Rp 2.100 per kilogram.
ANGGRITA DESYANI
Berita Lainnya:
Harga Naik, Pertamina Perketat Elpiji 3 Kilogram
DPR Minta Harga Gas 3 Kg Ikut Dinaikkan
Pengamat : Pertamina Harus Jelaskan Harga Gas
Tahun Baru, Harga Elpiji 12 Kg Naik Jadi Rp 117,7 Ribu