TEMPO.CO, Banyuwangi - Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda Indonesia Tbk, Erik Meijer, mengatakan maskapai milik pemerintah itu akan mulai membuka rute Banyuwangi-Surabaya pulang pergi dan Jember-Surabaya (PP) pada awal April mendatang. Rute pendek itu akan dilayani pesawat sub-brand Explore jenis ATR 72-600 buatan Prancis. "Pesawatnya akan datang Maret mendatang," kata Erik di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Kamis, 2 Januari 2014.
Garuda melakukan ferry flight atau penerbangan uji coba ATR 72-600 pada Kamis siang tadi, menempuh rute Jakarta-Banyuwangi-Denpasar. Pesawat berkapasitas 72 kursi itu mendarat mulus di Bandara Blimbingsari sekitar pukul 10.30 WIB. "Pesawatnya baru datang dua hari lalu dari Prancis, langsung kami bawa ke Banyuwangi," kata suami artis Maudy Koesnaedi ini.
Menurut Erik, rute Banyuwangi dan Jember dipilih karena memiliki pangsa pasar yang besar. Bandara Banyuwangi sejauh ini lebih siap dari Bandara Notohadinegoro, Jember, karena sudah ada maskapai komersial yang beroperasi, yakni Wings Air. Rencananya, penerbangan rute Banyuwangi-Surabaya akan dilakukan setiap hari.
Selain Banyuwangi dan Jember, Garuda juga membuka rute Denpasar-Labuan Bajo-Tambolaka pada Jumat besok, 3 Januari 2014. Menurut Erik, dengan dibukanya rute pendek tersebut, Garuda bisa merangsang pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia bagian timur.
General Manager PT Garuda Indonesia Tbk Cabang Surabaya, Ari Suryanta, mengatakan Garuda akan melakukan survei terakhir ke Bandara Notohadinegoro, Jember, pada akhir Januari mendatang. Menurut dia, masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi bandara tersebut. Misalnya, belum ada pagar keliling, navigasi, dan kelengkapan menara air traffic control. "Padahal ini semua standar minimal keselamatan penerbangan," kata dia.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sedang mempercepat pembangunan Kabupaten Banyuwangi dengan memfokuskan pada pariwisata dan industri. Hasilnya, jumlah penumpang pesawat dalam dua tahun terakhir meningkat pesat. Pada 2011, jumlah penumpang pesawat tercatat 7.000 orang. Kemudian naik menjadi 24 ribu orang pada 2012 dan 44 ribu orang pada 2013.
IKA NINGTYAS