TEMPO.CO, Jakarta – Dalam dua bulan terakhir, 20 ekor elang botak mati di Utah, Amerika Serikat. Sebelum meninggal, burung ini kejang-kejang dan lumpuh pada kaki dan sayapnya. Itulah kesaksian para petani, nelayan, dan pemburu yang menemukan burung ini tergeletak di tanah.
Great Salt Lake adalah tujuan musim dingin yang sangat populer bagi ratusan elang botak, yang tidak menyukai kontak dengan manusia. Setiap tahun, satwa tersebut datang ke tempat ini untuk mencari makan karena ikan berlimpah di teluk air tawar yang berada di sekitarnya.
Sepertinya ada sesuatu dalam lingkungan tersebut yang menyebabkan kematian massal spesies elang botak. Sayangnya, para peneliti belum mengetahui apa penyebabnya. Mereka menjelaskan, burung-burung itu tidak ditembak, diracuni, dan tidak terinfeksi virus West Nile, serta tidak terkontaminasi timbal.
Peneliti menduga kematian ini ada hubungannya dengan kasus kematian ribuan burung grebe pada November lalu. "Memang belum ada sesuatu yang terlihat mencurigakan dari kasus itu," kata Mitch Lane, petugas konservasi bagian Utah dari Wildlife Resources, seperti dikutip laman Softpedia dari laporan PhysOrg.
Awalnya, mereka menduga Elang Botak mati karena menderita radang otak akibat virus West Nile dan terkontaminasi timbal. Tapi faktor ini kemudian dikesampingkan meskipun pengujian menunjukkan bahwa sejumlah elang botak positif terpapar timbal.
Pejabat setempat menduga kematian elang bondol berkaitan erat dengan tewasnya ribuan burung grebe di Utah pada November lalu. Spesies burung elang diketahui banyak memangsa burung-burung kecil di pantai.
Karena burung grebe mati akibat terinfeksi kolera unggas, banyak kalangan beranggapan elang botak ikut sakit karena memakan burung grebe yang terinfeksi. "Kami semakin dekat dengan jawaban," kata Lane.
SOFTPEDIA | ROSALINA