TEMPO.CO, Tel Aviv - Kondisi kesehatan bekas Perdana Menteri Israel Ariel Sharon terus memburuk, bahkan dalam keadaan tak sadar. Demikian keterangan rumah sakit tempat dia mendapatkan perawatan intensif, seperti disiarkan Al Jazeera, Kamis, 2 Januari 2014.
Sharon, 85 tahun, seperti dilaporkan sejumlah media massa, saat ini sedang terbaring lunglai di Rumah Sakit Tel Hashomer, Tel Aviv, akibat menderita gagal ginjal sejak Rabu, 1 Januari 2014.
Juru bicara rumah sakit mengatakan, kesehatan Sharon mengalami penurunan selama beberapa hari ini. Dia mengalami stroke pada 4 Januari 2006, menyebabkan koma hingga tak bisa pulih kembali.
Pada September 2013, Sharon menjalani operasi di bagian perut untuk memperbaiki masalah dalam sistem infusnya. Operasi yang berlangsung selama satu jam itu telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya.
Para dokter spesialis Israel dan Amerika Serikat pada Januari 2013 mengatakan, Sharon telah menunjukkan aktivitas otaknya secara signifikan melalui scan MRI. Dia bisa merespons foto-foto keluarganya tujuh tahun silam setelah mengalami stroke.
Pada 2003, komisi investigasi Israel menyimpulkan bahwa para pemimpin Israel bertanggung jawab atas pembunuhan di kamp pengungsi Palestina, Sabra dan Shatila, di Libanon. Saat itu, Sharon menjabat sebagai Menteri Pertahanan yang dianggap secara pribadi harus bertanggung jawab karena tak bisa mencegah kekerasan mematikan.
Sharon, terakhir, menjabat sebagai Perdana Menteri Israel dari 2001-2006. Dia memimpin militer Israel dalam menghadapi perlawanan Palestina, dikenal dengan sebutan Intifada kedua, yang berakhir pada 2004.
Tahun berikutnya, dia membalikkan kebijaksanaan pro-pendudukan tahun-tahun sebelumnya dan menarik seluruh serdadu Israel keluar dari Jalur Gaza.
Pada tahun yang sama, dia keluar dari Partai Likud, partai yang mengantarkannya menjadi perdana menteri. Selanjutnya Sharon membentuk Khadima, partai kanan yang dirancang menjadi pusat kekuatannya. Namun, dalam beberapa bulan berikutnya, pada usia ke 77 tahun saat berat badannya terus bertambah, Sharon menderita sejumlah penyakit sehingga menderita stroke dan koma.
AL JAZEERA | CHOIRUL