TEMPO.CO, Semarang - Sejumlah fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah bakal menolak dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko. Pangkal masalahnya, dalam program yang berlaku lima tahun ke depan itu dicantumkan kata-kata Tri Sakti Bung Karno. “Karena RPJMD mencantumkan Tri Sakti Bung Karno, maka terkesan beraroma ideologi salah satu partai politik,” kata Ketua Fraksi PPP DPRD Jawa Tengah, Istajib, Jumat, 3 Januari 2014.
Ganjar-Heru sudah menyerahkan dokumen RPJMD kepada DPRD Jawa Tengah. Pada akhir Januari mendatang, DPRD akan menggelar sidang paripurna untuk mengesahkan atau menolak dokumen RPJMD itu.
Istajib khawatir jika ada penyebutan salah satu ideologi tokoh nasional tertentu berpotensi menimbulkan iri dari kelompok atau golongan lain. Bisa jadi, kata Istajib, nanti ada yang mengusulkan visi Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), visi Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), visi beberapa bekas Presiden RI mulai dari Soeharto, Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Megawati. Dia minta misi dalam RPJMD tahun 2013-2018 bersifat normatif.
Dalam RPJMD sudah menekankan Jawa Tengah ingin berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. “Kami sepakat dengan itu semua, tapi sebaiknya tanpa menyebut Tri Sakti Bung Karno,” ujar Istajib. Dia mengatakan sebelumnya politikus dari lintas partai di Jawa Tengah membahas soal Tri Sakti Bung Karno itu. “Kecenderungannya, fraksi DPRD akan menolak RPJMD.”
Menurut dia, sebaiknya birokrasi di Jawa Tengah bersih dari kepentingan politisasi kekuatan politik tertentu. Istajib minta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memahami keberatan ini. “Sebagai seorang gubernur, Ganjar harusnya menjadi demokrat sejati dengan menerima saran dan kritik dari orang lain,” kata Istajib.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengatakan Tri Sakti Bung Karno adalah dasar pelaksanaan pembangunan. Apalagi, pada masa kampanye, tagline itu ditawarkan ke pemilih. “Ternyata rakyat juga menyukainya,” kata politikus PDIP itu. Menurut dia, sosok Bung Karno bukan hanya milik PDIP. Menyebut Tri Sakti Bung Karno juga bukan berarti menyebut PDIP. "Bahkan kami tidak bisa mengklaim Tri Sakti itu pikiran PDIP," katanya. Ganjar malah mempersilakan partai lain memakai visi-misi Tri Sakti Bung Karno.
ROFIUDDIN
Berita lain:
Ini Buku Baasyir yang Disebut Legalkan Perampokan
Album Baru, Beyonce Rekam 80 Lagu
Ahok Naik Mobil Dinas, Jokowi: Lihat Saja Nanti
Ucapan Baasyir Soal JIL sampai Presiden Kafir
Gunakan Kata Allah, Malaysia Sita 321 Alkitab
Pindah ke PDIP? Ahok Menjawab Santai
Jubir Baasyir Anggap Kapolri Tak Paham Tadzkirah
US$ 45 Juta Disiapkan untuk Simulator Sukhoi