TEMPO.CO, Yogyakarta - Penumpang pesawat di Bandar Udara Internasional Adisutjipto protes karena listrik padam selama setengah jam. Kondisi itu membuat ruang tunggu bandara gelap. Tidak berfungsinya alat pendingin udara atau air conditioner membuat penumpang gerah.
Penumpang pesawat, Eko Teguh Paripurno, menyayangkan tidak adanya pengumuman listrik mati melalui pengeras suara. Ia juga memprotes Bandara Adisutjipto yang tidak memperhatikan keselamatan penumpang akibat listrik mati. “Adisutjipto tidak pantas disebut bandara internasional,” kata Eko ketika dihubungi Tempo, Jumat, 3 Januari 2014.
Eko merupakan penumpang pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-213 tujuan Jakarta. Pesawat itu seharusnya berangkat pukul 16. 20. Akibat listrik mati, pesawat yang ditumpangi Eko terpaksa mengalami keterlambatan. Pesawat GA-213 baru bisa berangkat pukul 17.30.
Eko yang juga dosen Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta ini menyatakan berada di ruang tunggu pada pukul 16.00. Ia harus menunggu selama 30 menit karena listrik padam. “Check in dan boarding lama. Penumpang tidak nyaman,” kata dia.
Ia mengatakan telah komplain ke PT Angkasa Pura I. Namun tidak ada tanggapan. Ia bertanya kepada petugas satuan pengamanan di bandara. Menurut dia, satpam bandara mengatakan, listrik mati karena sedang ada perbaikan air.
Faisal Indra Kusuma, Asisten Manajer Data dan Laporan sekaligus Humas PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, tidak merespons pesan singkat maupun telepon yang dilayangkan Tempo.
SHINTA MAHARANI