TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat memberikan apresiasi atas langkah Detasemen Khusus Antiteror yang menembak mati enam teroris di Ciputat pada pergantian tahun 2013 lalu. Dewan menilai penembakan ini dianggap sudah sesuai prosedur yakni meminta para teroris menyerahkan diri baik-baik ke polisi.
"Polisi sudah menjalankan prosedur baku dan sudah bersabar sekian jam," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat, 3 Januari 2014. Priyo menuturkan, selama sekian jam negosiasi ternyata upaya menangkap hidup-hidup para teroris tetap tak berhasil dilakukan. "Maka langkah yang dilakukan polisi tetap patut diapresiasi."
Priyo mengatakan menelepon langsung pimpinan Polri begitu mendengar berita penembakan teroris di Ciputat. Dari penjelasan pimpinan Polri, politikus Partai Golkar ini mengatakan semua prosedur sudah ditempuh, termasuk meminta mereka menyerah baik-baik. Dia mengingatkan anggota Densus Polri juga berjuang dengan mempertaruhkan nyawa dalam penggerebekan tersebut.
Priyo tak menampik, idealnya Densus Polri mengedepankan cara persuasif guna menyelesaikan persoalan terorisme. Menangkap para teroris ini dalam keadaan hidup dinilai menguntungkan karena Polri bisa menelisik lebih jauh jaringan mereka. Menembak mati, kata Priyo, sebenarnya merugikan jajaran Polri sendiri. "Kapolri sudah memerintahkan hidup-hidup," kata dia.
Priyo menuding kegagalan membongkar jaringan teroris karena kelemahan aparat intelijen. Dia menilai satuan intelijen aparat keamanan sering kecolongan dalam mengawasi gerak-gerik jaringan teroris. "Saya harus katakan, intelijen kita lemah," kata Priyo.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita Terpopuler:
Artidjo: Saya Ingin Hukum Mati Koruptor, tapi....
Album Baru, Beyonce Rekam 80 Lagu
Titip Doa Berbayar, Ahmad Gozali Akui Salah
Bekas Kombatan Timtim Sumbang PAN Rp 500 Juta
US$ 45 Juta Disiapkan untuk Simulator Sukhoi