TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Ronny F. Sompie, mengatakan kepolisian masih mengembangkan informasi aliran dana dari kelompok teroris Ciputat kepada Santoso di Poso. Informasi yang masih digali termasuk jangka waktu pengiriman dana dan jumlah dana yang diberikan.
“Sejak kapan dan sebagainya, itu bagian dari hasil penyelidikan yang masih dikonfirmasi karena masih ada yang ditangkap hidup, Anton. Tetapi mereka mengakui membantu mendanai,” kata Ronny di Jakarta, Kamis, 2 Januari 2014.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman mengatakan, dana dari perampokan Bank Rakyat Indonesia cabang Panongan, Tangerang, Banten, digunakan untuk kegiatan operasional para terduga Teroris Ciputat. Mereka menyiapkan aksi teror pada saat Natal dan tahun baru, dan membeli material bom. Selain itu, dana tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan latihan paramiliter jaringan teroris Santoso di Poso.
“Tetapi (kurir) ada yang tertangkap waktu masuk menjelang ke Poso dengan razia rutin polisi. Karena sering tertangkap, mereka marah, jadi polisi Poso juga jadi target mereka,” kata Sutarman di sela membesuk anggota Densus 88 yang tertembak dalam penggerebekan di Ciputat, di sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan.
Di rumah kontrakan di Kampung Sawah, Tangerang Selatan, polisi menyita uang tunai Rp 200 juta. Di rumah kontrakan Dayat di Rempoa, Ciputat, polisi juga menyita duit Rp 19 juta. Sebelumnya, polisi menyita duit Rp 90 juta saat menangkap Anton di Banyumas, Jawa Tengah.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita Terpopuler
Pertumbuhan Multifinance 2014 Diperkirakan Lambat
Ini Dalih Pertamina Menaikkan Harga Elpiji
Harga Elpiji Melonjak, Pengusaha Serbu Gas 3 Kilogram
April, Garuda Layani Rute Banyuwangi dan Jember