TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia menguat pada perdagangan di awal tahun saat bursa saham dunia bergerak variatif. Surplus neraca perdagangan menjadi katalis positif yang mendorong laju indeks saham.
Dalam penutupan perdagangan, Kamis, 2 Januari 2014, IHSG menguat 53 poin (1,2 persen) ke level 4.327. Analis Sinarmas Sekuritas, Tessa Fania Mulia, mengatakan rilis Badan Pusat Statistik yang menyebutkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 776,8 miliar pada November membuat pelaku pasar optimistis. Investor mengoleksi aset saham yang terkoreksi sepanjang 2013. "Perbaikan neraca perdagangan dua bulan terakhir berhasil membangun optimisme investor tentang prospek ekonomi dalam negeri," kata dia kepada Tempo.
Selain neraca perdagangan yang surplus, BPS juga mengumumkan inflasi Desember sebesar 0,55 persen. Dengan demikian, inflasi sepanjang 2013 mencapai 8,38 persen atau sesuai dengan target pemerintah. Bensin menjadi komoditas yang memberikan andil tertinggi kepada laju inflasi pada 2013.
Di awal tahun, saham industri memimpin laju penguatan indeks dengan 2,3 persen. Sebaliknya, saham-saham pertambangan terutama batubara jeblok seiring turunnya harga komoditas tersebut di tingkat global.
Menurut Tessa, pada perdagangan akhir pekan, IHSG akan menguat secara terbatas. Sebab, imbas euforia surplus perdagangan tak berlangsung lama dan investor diperkirakan akan melakukan aksi ambil untung di tengah penguatan indeks. Pada perdagangan hari ini, Jumat, 3 Januari 2014, IHSG kemungkinan berada di kisaran 4.300-4.353. “Investor disarankan untuk memperhatikan sektor saham industri dasar dan konstruksi,” kata Tessa.
MEGEL JEKSON
Terpopuler
Menteri Gita Janji Bukakan Akses Pendanaan UKM
Ini Dalih Pertamina Menaikkan Harga Elpiji
Neraca Surplus, Rupiah Menguat Tajam
Di Malang, Elpiji Melon Kian Diburu
Soal Elpiji, Pengusaha Restoran: Pemerintah Gila!
Harga Elpiji Melonjak, Pengusaha Serbu Gas 3 Kilogram