TEMPO.CO, Jerusalem - Mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Tokoh militer yang menjadi perdana menteri pada tahun 2001 ini mengalami koma sejak 2006, setelah stroke berat yang menyebabkan dokter menempatkannya di bawah anestesi dan respirator. Kini kondisi kesehatannya dikabarkan terus memburuk.
Lahir pada tahun 1928 di Kfar Malal--sebuah komunitas yang nantinya akan menjadi bagian dari Israel--Sharon lulus dari sekolah tinggi pada tahun 1945. Sejak itu, ia bergabung dengan Haganah, sebuah kelompok militan untuk memperjuangkan kemerdekaan Israel.
Ia mengawali karier di militer Israel pada tahun 1953. Sharon membantu mendirikan sebuah unit komando elite dan akhirnya dipromosikan menjadi mayor jenderal. Namanya mulai melejit sejak tahun 1967 setelah Perang Enam Hari, yang berakhir dengan Israel memperluas wilayahnya.
Sharon memainkan peran utama dalam beberapa konflik militer Israel. Ia mengatur invasi Israel ke Lebanon, upaya yang ditujukan memberangus pejuang Organisasi Pembebasan Palestina. Tak hanya Palestina, banyak warga sipil Lebanon turut menjadi korban. Tindakannya menyebabkan Dunia Arab murka dan menjulukinya "Jagal dari Beirut".
Sebuah penyelidikan resmi Israel juga menemukan Sharon secara tidak langsung bertanggung-jawab atas pembunuhan sebanyak 2.000 orang Palestina di kamp-kamp pengungsi Sabra dan Shatila di luar Beirut, Lebanon, pada September 1982. Laporan yang menyebabkan pengunduran diri Sharon itu menyebut ia yang menjadi Menteri Pertahanan Israel tak melakukan langkah apa pun untuk menghentikan milisi Kristen yang bersekutu dengan Israel untuk memasuki kamp dan melakukan pembantaian keesokan harinya.
Sharon melalui penasihatnya, Ranaan Gissin, menyatakan telah dikhianati oleh pemerintahnya. Ia kemudian juga menggugat majalah Time untuk sebuah artikel yang menyiratkan bahwa ia telah mengetahui dan berperan yang lebih besar dalam pembantaian ini.
Sharon masuk lagi dalam kabinet sepanjang 1984-2001. Ia memenangkan pemilihan khusus untuk menjadi perdana menteri.
Pada saat itu, sebagai kepala partai Likud, Sharon dianggap elang. Dan sejak awal, ia mengambil langkah ofensif dengan mengirimkan tank-tank dan pasukan ke wilayah Palestina dan memerintahkan pembunuhan para pemimpin militan.
Namun, Sharon juga mengambil langkah-langkah menuju perdamaian, seperti membuat kesepakatan dengan pemimpin PLO Yasser Arafat untuk menghentikan kekerasan Israel-Palestina dan melanjutkan pembicaraan perdamaian. Namun, upaya itu dirusak oleh pihak Sharon sendiri, dengan mengeluarkan resolusi untuk tidak pernah mengizinkan pembentukan negara Palestina.
Sharon kemudian berpartisipasi dalam pembicaraan dengan kekuatan regional dan dunia untuk membahas sebuah "peta jalan" untuk perdamaian Timur Tengah.
Segera setelah ia jatuh sakit hingga jatuh koma pada awal tahun 2006, kekuasaannya dipindahkan ke Wakil Perdana Menteri Ehud Olmert. Ahli bedah memotong ususnya 20 inci bulan berikutnya. Pada April 2001, ia mundur sebagai perdana menteri setelah dinyatakan tidak mampu secara permanen.
Kesehatan mantan perdana menteri telah berfluktuasi selama koma panjang. Pada Januari 2013, dokter mengatakan Sharon menunjukkan beberapa aktivitas otak ketika ditunjukkan foto-foto rumahnya dan mendengar suara anaknya. Namun, hingga dokter menyatakan dia mengalami gagal organ tubuh pekan ini, Sharon tetap koma.
CNN | TRIP B
Baca juga:
Gunakan Kata Allah, Malaysia Sita 321 Alkitab
Kim Jong-un Lega Eksekusi Pamannya
Suami-Istri Nyaris Cerai Gara-gara Senyum Penyiar
Kesehatan Ariel Sharon Memburuk