TEMPO.CO , Denpasar:Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta menganggap wajar terhadap kenaikan gas elpiji 12 kilogram. Sebabnya, kemajuan ekonomi dibarengi oleh kenaikan harga. "Kalau naik itu adalah suatu yang wajar dalam kemajuan ekonomi," ujar Sudikerta di Denpasar, Bali, Jumat, 3 Januari 2013.
Dia meminta masyarakat tabah menghadapi kenaikan tersebut. "Tentu kami harapkan masyarakat sabar dan tabah dalam mengahadapinya," kata dia.
Untuk menghadapinya, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali ini akan menugaskan SKPD untuk mengawasi peredaran Elpiji di pasaran. Ia mengakui kenaikan harga elpiji akan berpengaruh pada ekonomi dan inflasi daerah.
"Saya minta nanti untuk dipantau di pasaran. Semoga tidak berpengaruh besar terhadap inflasi kita," kata Sudikerta.
Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Denpasar, Putu Shindu Andredita sangat menyayangkan kebijakan tersebut. Alasannya, kebijakan konversi minyak tanah ke gas menjebak masyarakat. Sehingga, kenaikan Elpiji akan menambah beban baru bagi masyarakat.
"Langkah yang tidak bijaksana. Itu tidak konsisten. Dulu bilang dengan menggunakan elpiji bisa surplus, tapi kan buktinya mereka rugi," kata Sindu kepada Tempo.
PUTU HERY INDRAWAN
Berita Terpopuler
Perampok di Angkot Diancam 5 Tahun Penjara
Perampok Apes, Mobilnya Masuk Gorong-gorong
Jakarta Barat Siapkan Parkir Sepeda bagi PNS
Polisi Dalami Aliran Dana dari Kelompok Ciputat