TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi mengatakan dia punya cara berbeda dalam berkomunikasi dengan kadernya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok sering diingatkan agar terus menerapkan Enam Program Aksi Gerindra saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. “Tugas Ahok adalah mengejewantahkan itu melalui programnya,” kata Suhardi saat dihubungi, Sabtu, 4 Januari 2014.
Suhardi menuturkan, dia terus berkomunikasi dengan Ahok. Hanya, dia mengakui, komunikasi ini tak sering disorot media massa. Suhardi mengatakan dia beberapa kali bertemu Ahok tapi tak ada wartawan yang meliput. Dia menegaskan, komunikasi intensif dengan Ahok terus dilakukan. “Kami monitor dan ingatkan jika dia salah,” kata dia.
Suhardi juga menuturkan, berkali-kali dia mengingatkan agar Ahok konsisten dalam mengelaborasikan program partai dan program di Jakarta. Contohnya, Gerindra meminta Jokowi dan Ahok agar menanam tanaman yang menghasilkan dan bermanfaat di Jakarta. Selain itu, Gerindra juga meminta Ahok agar membenahi sistem transportasi massal.
Suhardi juga mengatakan tak segan-segan mengkritik Ahok jika ada program yang melenceng. Menurut dia, mengkritik bukan berarti menyalahkan kadernya itu. Salah satu yang dia kritik adalah gaya komunikasi Wakil Gubernur Jakarta, agar ucapan Ahok bisa lebih diterima masyarakat. “Tetapi memang tidak mudah mengubah karakter seseorang,” kata dia.
Wacana Ahok pindah partai mengemuka setelah beberapa kali terlihat bersantap bareng dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Saat merayakan Natal beberapa waktu lalu, Megawati beserta beberapa kadernya datang ke rumah Ahok di Pluit. Adapun Ahok sejauh ini mengaku memang jarang bertemu dengan Prabowo Subianto, namun belum memiliki rencana pindah partai.
WAYAN AGUS PURNOMO