TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Asmin Amin, menyesalkan sikap PT Pertamina (Persero) yang secara mendadak menaikkan harga liquid petroleum gas atau sering disebut elpiji. "Ini sama saja menindas orang miskin, maka terkutuklah mereka yang melakukan itu," kata Asmin kepada Tempo, Senin, 6 Januari 2013. (Baca: Ini Dalih Pertamina Menaikkan Harga Elpiji).
Ia menganggap perusahaan minyak pelat merah itu seperti Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di zaman penjajahan Belanda. Pada zaman itu, mereka bertindak mengambil kebijakan tanpa mempedulikan dampaknya kepada masyarakat. "Pertamina seperti VOC," ujar Asmin. (Baca: DPR Ingatkan Efek Domino Kenaikan Harga Elpiji).
Mulai 1 Januari 2014, Pertamina memberlakukan harga baru elpiji nonsubsidi secara serentak di seluruh Indonesia. Rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per kilogram. Perusahaan menaikkan harga elpiji karena tingginya harga pokok elpiji di pasar dan melemahnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan kerugian perusahaan semakin besar. Pertamina mengklaim merugi Rp 5,7 triliun sepanjang 2013.
Menurut Asmin, kebijakan mendadak Pertamina itu sebelumnya tidak pernah disinggung dalam berbagai rapat di Komisi Energi. Karenanya, Asmin mengaku kaget. "Kami akan membicarakan hal ini dalam masa sidang pekan depan," kata dia. "Akan diusulkan pemanggilan Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan untuk memberi penjelasan."
Fraksi PKS memang belum memberikan keputusan resmi soal kebijakan tersebut. Namun, dari pembicaraan awal, menurut Asmin, kemungkinan besar partai akan menolaknya. "Kemungkinan akan meminta kebijakan ini dibatalkan saja," katanya. (Baca: Pejabat Plin-plan Soal Harga Elpiji)
TRI SUHARMAN
Terpopuler:
Mulai Besok, Deddy Corbuzier Digantikan Farhat Abbas
Jadi Host, Farhat Abbas Yakin Tak Membosankan
KontraS: Lima Hal Janggal di Penggerebekan Ciputat
Megawati Diminta Restui Jokowi Jadi Capres 2014
Peluang Menang Duet Megawati-Jokowi Kecil