TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft akan melakukan perbaikan secara berkala pada fitur konsol game Xbox One. Perbaikan dalam pengembangan konsol game Xbox One ini juga diharapkan bisa mendorong lebih banyak orang untuk membeli.
Direktur pemrograman Microsoft untuk Xbox Live, Larry Hryb alias Major Nelson, mengatakan bahwa perusahaan telah berkomitmen untuk meningkatkan sistem operasi Xbox One agar lebih user-friendly, atau mudah digunakan. (Baca: Xbox Video Kini Hadir di Windows Phone)
"Jika Anda melihat kembali Xbox 360 saat diluncurkan pada 2005, dibandingkan dengan perkembangannya saat ini sudah benar-benar berbeda," kata Hryb seperti dikutip laman Daily Tech dari Canada.com, Senin, 6 Januari 2014.
Ketika pertama kali diluncurkan, Xbox 360 sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mendukung penyimpanan eksternal. "Atas dasar itulah kami berkomitmen untuk menambahkan fitur-fitur pada Xbox One sepanjang rentang hidupnya," kata Hryb.
Beberapa fitur dalam sistem operasi Xbox One diklaim lebih sulit dipraktekkan daripada yang diharapkan. Contohnya, menyematkan aplikasi favorit atau mencari tahu sudah seberapa penuh hard drive konsol. Selain itu, ada juga keluhan tentang perintah suara pada Kinect yang menjadi tantangan bagi perusahaan untuk memperbaikinya.
Hryb melanjutkan, untuk memperbaiki beberapa kekurangan pada fitur Xbox One, Microsoft akan sangat menantikan umpan balik dari para gamer untuk memberikan saran perbaikan. Segala masukan tentang fitur apa saja yang diinginkan dalam Xbox One dapat dilayangkan ke situs playerfeedback.net.
Baca Juga:
Konsol game Xbox One sempat memiliki batasan-batasan yang ketat. Sebelum konsol diluncurkan pada November 2013, Microsoft membuat kebijakan berupa larangan memainkan game bekas dan sistem Digital Rights Management (DRM) yang mengharuskan konsol selalu terkoneksi dengan Internet untuk memainkan format single-player di Xbox One. Tapi kemudian Microsoft mencabut segala larangan dan kebijakan itu setelah mendapat kecaman keras dari komunitas pencinta game.
Xbox One juga pernah mendapat kritik lantaran harganya lebih mahal US$ 100 daripada PlayStation 4 karena adanya bundling Kinect 2.0 dengan konsol. Rupanya, banyak gamer tak senang dengan hal tersebut.
DAILY TECH | ROSALINA
Berita Terpopuler
Hormon Ini Mampu Tangkal Rasa Candu pada Ganja
Apple Akuisisi Pengembang Foto SnappyLabs
Anjing Juga Peka Arah Mata Angin
Lenovo Curi Start Sebelum CES 2014
Galaxy S5 akan Diluncurkan Februari Nanti