TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur Fuad Mahsuni mengaku tidak mengetahui pelaku perobekan foto K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di sejumlah baliho calon anggot DPR dari partai tersebut. "Saya kira pelakunya dari pihak-pihak yang tidak suka dengan harmonisasi di tubuh PKB," kata Fuad, Selasa, 7 Januari 2014.
Menurut Fuad, pelaku perobekan foto Gus Dur bisa juga berasal dari partai lain yang iri hati. "Masalah seperti itu tidak usah dibesar-besarkan," katanya.
Walaupun meminta agar tidak masalah tidak dibesarkan, Fuad mengkritik pihak-pihak yang dulunya berasal dari PKB tetapi masih menggunakan simbol Gus Dur di partainya yang baru. "Itu kan lucu," ujar dia.
Lelaki yang juga menjabat Ketua Fraksi PKB Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jatim ini yakin aksi vandalisme itu tidak sampai mempengaruhi suara PKB. "NU (Nahdlatul Ulama) sendiri tidak terpengaruh, dan masih solid dengan PKB," klaim Fuad.
Perusakan baliho caleg PKB bergambar Gus Dur marak terjadi di sejumlah titik di Surabaya. Tak tanggung-tanggung, baliho yang dirusak itu milik Sekretaris Jenderal PKB, Imam Nahrawi. Imam memasang foto Gus Dur di atas foto besar dirinya dengan dilengkapi tulisan "Penerus Perjuangan Gus Dur".
Menurut Koordinator Jaringan Gusdurian Jawa Timur Aan Anshori, pemasangan foto mantan Ketua Umum PBNU oleh caleg-caleg PKB tersebut bertentangan dengan surat pernyataan yang pernah dibuat Gus Dur saat terjadi dualisme dalam tubuh PKB. Saat itu, PKB terpecah menjadi kelompok Muhaimin dan kelompok Gus Dur.
"Gus Dur pernah membuat surat, melarang PKB Muhaimin menggunakan gambarnya untuk kepentingan politik," kata Aan saat acara bedah buku tentang Gus Dur di Jombang akhir Desember 2013 lalu.
EDWIN FAJERIAL