TEMPO.CO, Washington – Embusan udara kutub yang meluas hingga ke bagian tengah Amerika Serikat membuat suhu di sejumlah wilayah turun drastis. Menurut badan cuaca negara itu, beberapa daerah, seperti Montana, North dan South Dakota, Minnesota, Iowa, Wisconsin, Michigan, dan Nebraska, mencapai titik terdinginnya, yakni di bawah 11-22 derajat Celsius.
Bahkan, seperti dilaporkan Reuters, suhu di Babbitt, Minnesota, mencapai minus 38,3 derajat Celsius. Suhu ini lebih dingin dibandingkan dengan suhu di Mars yang hanya sekitar minus 36 derajat Celsius pada 2 Januari 2014.
Turunnya temperatur secara mendadak ini tercatat sebagai cuaca terdingin dalam dua dekade terakhir. Cuaca dingin ini mulai melanda Amerika Serikat pada Senin, 6 Januari 2014. Cuaca dingin ini menyebabkan setidaknya empat orang meninggal, sejumlah pusat bisnis dan sekolah ditutup, serta membatalkan ribuan penerbangan.
Fenomena cuaca dingin ini dijuluki sebagai “pusaran kutub” atau “babi kutub” oleh sejumlah ahli meteorologi. Pusaran kutub atau udara dingin di belahan bumi utara semestinya hanya berada di atas wilayah kutub pada musim dingin. Namun, massa udara dingin yang berasal dari Siberia itu terdorong ke selatan dan bergerak menuju pantai timur Amerika.
Cuaca dingin di Amerika mengalahkan cuaca dingin di beberapa wilayah yang juga terdampak pusaran kutub lainnya, seperti Kazakhstan, Mongolia, dan Siberia. Di kota Almaty, Kazakhstan, suhu dingin hanya sekitar minus 22 derajat Celsius. Sementara di Mongolia suhu dingin sekitar minus 23 derajat Celsius dan di Siberia minus 33 derajat Celsius.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Suami Cut Tari Buka Suara Soal Isu Orang Ketiga
Langit Jeddah Tumpahkan Potongan Tubuh Manusia
Farhat Tambah Clue Soal Kekasih Cut Tari
Setelah Jokowi, Endriartono Sindir Erick Thohir
Jokowi Tak Berdaya Robohkan Stadion Lebak Bulus