TEMPO.CO, Tasikmalaya - Angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya tertinggi di Jawa Barat. Data tersebut berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013. "Proporsinya mencapai 18 persen koma sekian," kata Kepala Seksi Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tasikmalaya, Adi Kusnadi, di kantornya, Rabu, 8 Januari 2014.
Kemiskinan, menurut dia, sangat dipengaruhi oleh daya beli. Di Kota Tasikmalaya, daya beli warganya bisa dikatakan rendah karena pendapatan masyarakatnya yang juga rendah.
Di Kota Tasik, sebagian warga masih bekerja di sektor informal, seperti pedagang kaki lima dan buruh industri rumahan. Upah buruh itu tidak mengikuti ketentuan UMR. "Beda dengan di pabrik, itu sesuai undang-undang dan buruhnya bisa menuntut jika tidak sesuai," kata Adi sambil menambahkan, "Kalau di Kota Tasik, perusahaan untuk skala besar tidak terlalu banyak."
Adi menyimpulkan bahwa rendahnya daya beli, rendahnya pendapatan dan kurangnya lapangan kerja saling berkaitan yang menyebabkan penduduk masuk dalam kategori miskin. Adi menjelaskan, angka 18 persen hanya persentase, bukan berarti jumlah warga miskinnya terbanyak.
"Hanya persentase atau komposisinya karena persentase dipengaruhi jumlah penduduknya," kata dia menjelaskan.
Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Tasikmalaya, yang juga Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dede Sudrajat, membenarkan data BPS yang menyebutkan kemiskinan di Kota Tasik tinggi. Namun, menurut Dede, proporsi itu menurun. "Pada 2007, kemiskinan mencapai 26 persen, sekarang 18,92 persen," katanya menjelaskan.
CANDRA NUGRAHA
Terpopuler
Abraham Samad Marah Anas Mangkir Diperiksa KPK
Anas Sudah di Area Gedung KPK, Kenapa Tak Masuk?
Bantah ke Cikeas, Denny Tuntut PPI Minta Maaf
Jokowi Senyum-senyum Dipanggil Calon Presiden