TEMPO.CO, Washington – Dinginnya cuaca akibat fenomena babi kutub membuat sejumlah warga Amerika khawatir. Meski tidak sedahsyat badai topan atau tornado, babi kutub juga bisa menyebabkan kematian. Bahkan, hingga hari Selasa, 7 Januari 2014, tercatat sudah 21 orang yang tewas akibat fenomena ini.
Risiko kesehatan dari paparan dingin ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Dilansir dari Live Science, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, masalah kesehatan yang umum terjadi akibat cuaca dingin adalah hipotermia dan radang dingin.
Serangan dingin akan mulai menggigit saat tubuh mulai membeku dan menyebabkan tubuh hilang rasa. Perubahan warna kulit juga akan terlihat. Pertama kali, kondisi ini akan menyerang bagian tubuh yang paling rentan, yakni jari tangan, jari kaki, ujung hidung, dan juga telinga.
Lamanya waktu sebelum dingin akhirnya mengganggu kesehatan bervariasi, bergantung pada suhu dan kecepatan angin. Misalnya, dengan suhu minus 15 derajat Celsius dan suhu angin mencapai minus 28 derajat Celsius, tubuh bisa terserang radang dingin dalam waktu 30 menit.
Selain radang dingin, hipotermia juga bisa menyerang tubuh. Ketika hipotermia merasuk, tubuh akan kehilangan panas lebih cepat daripada yang dapat diproduksi. Hal ini akan menyebabkan suhu inti turun. Normalnya, suhu tubuh manusia adalah 37 derajat Celsius. Namun, hipotermia bisa membuat suhu turun menjadi 35 derajat Celsius.
Baca Juga:
Ketika suhu mulai menurun, hal-hal buruk akan terjadi. Orang bisa menderita amnesia, kehilangan kesadaran, hipotermia akut, hingga akhirnya kematian. Jadi, kematian akan menyerang jauh sebelum tubuh membeku, tidak akan tiba-tiba terjadi. Oleh sebab itu, seseorang harus segera mengantisipasinya bila gejala hipotermia sudah mulai terasa.
ANINGTIAS JATMIKA | LIVE SCIENCE
Berita Lain:
Sampai Kapan Fenomena Cabe-cabean Bertahan?
Soal Cabe-cabean, Orang Tua Harus Melakukan Ini
Psikolog: Remaja Cabe-cabean Perilaku Alami
Kegiatan Rutin Harian Pengaruhi Kualitas Tidur
Begini Kalau Konsumsi Alkohol Kadar Tinggi