TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi Sapto Prabowo, mengatakan penyidik lembaganya memeriksa Bendahara Umum Partai Golongan Karya Setya Novanto dalam kasus suap Akil Mochtar. Menurut Johan, ada hal-hal yang perlu ditanyakan penyidik kepada Setya. Sayangnya, Johan enggan membeberkan apa saja yang ditanya penyidik.
"Yang jelas, pemeriksaan itu terkait sengketa pilkada di MK," kata Johan di gedung kantornya, Selasa, 7 Desember 2013.
Diperiksa penyidik selama enam jam, Setya Novanto baru keluar gedung KPK pukul 15.00. Setya mengaku ditanya penyidik soal pilkada-pilkada yang diikuti Golkar. Sayangnya, Setya enggan menjelaskan ke mana arah pertanyaan penyidik. "Tadi hanya ditanya soal sistem saja," kata dia di halaman gedung KPK.
Selain ditanya soal pilkada, pertanyaan penyidik pun menyerempet ke pendanaan partai. Tapi Setya membantah partai beringin mengeluarkan banyak uang untuk pilkada. "Kami hanya membayar survei saja, tidak ada lain-lain," ujar dia.
Sayangnya, Setya enggan bicara banyak, termasuk apakah pemeriksaan dirinya terkait peran Chairun Nisa, kader Golkar yang menjadi tersangka kasus tersebut. Setya bungkam dan bergegas masuk ke mobilnya.
Seorang sumber mengungkapkan adanya percakapan telepon Setya Novanto dengan Chairun Nisa terkait sengketa pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Pengacara Chairun Nisa, Farid Hasbi, memilih tak berkomentar soal adanya rekaman percakapan telepon itu. "Saya bukan dalam kapasitas untuk menjawab itu, saya no comment saja," kata dia saat dihubungi.
MUHAMAD RIZKI | LEO WISNU
Baca juga:
Farhat Tambah Clue Soal Kekasih Cut Tari
Setelah Jokowi, Endriartono Sindir Erick Thohir
Alasan Utama Ahok Emoh Tinggal di Rumah Dinas
Endriartono Sindir Jokowi di Acara Konvensi
Saksi: Teroris Dayat Ditembak dari Jarak 1 Meter
Ini Bisnis Istri Polisi yang Kehilangan Berlian
Polisi Sarankan Tukang Tambal Ban Dilarang
Farhat: Mudah kalau Cuma Menggantikan Deddy