TEMPO.CO, Jakarta - Polisi memetakan wilayah Kota Tangerang dan Bekasi paling banyak mengalami pencurian kendaraan bermotor. Kedua daerah perbatasan ini memungkinkan pencuri kabur dengan leluasa.
"Kalau di Jakarta, agak sulit untuk kabur," kata Kepala Subdirektorat Kendaraan Bermotor Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Audie S. Latuheru, di kantornya, Rabu, 8 Januari 2014.
Audie menuturkan, di kedua daerah itu pula, anggota komplotan pencuri dapat bergerak leluasa dan segera mengganti identitas khusus kendaraan curian. Komplotan itu, kata dia, menyasar mobil kelas menengah yang banyak dipakai masyarakat agar dapat menjualnya kembali dengan mudah.
Audie mencontohkan komplotan AG, 31 tahun. Dia beserta enam kawannya dibekuk sepanjang November dan Desember 2013 lalu setelah malang melintang selama tiga tahun di sekitar Tangerang dan Bekasi. Pada rentang waktu yang sama, penyidik telah menyita 28 unit mobil beragam jenis.
Komplotan tersebut, kata Audie, tidak memiliki markas untuk berdiam. "Mereka bekerja sesuai permintaan," ujarnya sambil menambahkan, mobil curian biasa dijual Rp 25-30 juta per unit.
Modus yang mereka lakukan, Audie menjelaskan, biasanya dimulai dengan mengincar mobil yang diparkir tanpa pengawasan, dan seorang anggota memastikan mobil target tak beralarm. Apabila beralarm, anggota tersebut langsung ke kolong mobil dan memutus pipa alarm dengan gunting baja.
Setelah meyakini alarm mati, kata Audie, mereka membobol pintu dan mengebor kunci starter. Mobil kemudian dikendarai dengan obeng. "Pembobolan hingga mobil dilarikan tak lebih dari 5 menit," kata dia.
LINDA HAIRANI
Terpopuler
Dukungan ke Jokowi Pecah karena Perbedaan Strategi
Gara-gara Atut, Gaji PNS Banten Terancam Telat
Microsoft: Xbox One Terjual 3 Juta Unit
Jokowi Serba Salah Dekat dengan Megawati
