TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan jual pada saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) dan sentimen pelemahan rupiah membuat indeks masih dibayangi koreksi.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hingga penutupan sesi I perdagangan hari ini ditutup nyaris tak bergerak dari posisi 4.174,84. Namun, sebelum closing sesi I, indeks bergerak fluktuatif di tengah bursa Asia lainnya justru mengalami rebound.
Saham Astra menjadi pemberat IHSG dengan turun 1,1 persen ke Rp 6.750 per lembar saham, disusul Semen Indonesia susut 1,1 persen ke Rp 14.125 per lembar dan Perusahaan Gas Negara turun 1,9 persen ke 4.190 per lembar saham.
Adapun saham-saham CPO dan pertambangan mulai berbalik menguat setelah sebelumnya memimpin pelemahan IHSG dua hari berturut-turut.
Analis dari PT Universal Broker, Satrio Utomo, mengatakan ini adalah hari ketiga perdagangan menggunakan ukuran lot dan fraksi harga baru di tengah sentimen positif dari bursa regional. Rebound bursa Asia diharapkan mampu memberikan sentimen positif. "Namun, ternyata rupiah yang masih melemah belum bisa meyakinkan pelaku pasar."
IHSG hari ini diperkirakan bakal bergerak datar kisaran sempit di level 4.154-4.195. "Penembusan atas kisaran resistan 4.195-4.200 bakal memberikan sinyal positif bagi pergerakan IHSG hingga akhir minggu," ujar Satrio.
Bursa regional cenderung menguat tajam hingga pukul 12.00 WIB. Nikkei 225 menguat 1,26 persen ke 16.018,12, Hang Seng menguat 0,86 persen ke 22,907,57, dan bursa Singapura naik 0,65 persen ke 3.140,80.
PDAT | M. AZHAR