TEMPO.CO, Aleppo - Pejuang dari sejumlah kelompok pemberontak Suriah berhasil menguasai markas Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) di Aleppo. Keterangan tersebut disampaikan kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Kamis, 9 Januari 2014.
Observatory pada Rabu, 8 Januari 2014, mengatakan bahwa ISIL menggunakan bekas sebuah rumah sakit di kawasan Kota Qadi Askar sebagai markas pertahanannya, meskipun tidak begitu jelas apakah para pejuang sedang beroperasi di sana atau tidak.
Dalam sebuah cuplikan video, juru bicara ISIL, Abu Mohamed al Adnani al Sham, menerangkan, "Koalisi Naional Suriah dan Dewan Militer Tentara Pembebasan Suriah telah menyatakan perang terhadap ISIL. (Oleh sebab itu) Seluruh anggota mereka menjadi targert serangan. Kami telah menyediakan hadiah bagi kepala mereka. Membunuh mereka di mana pun mereka berada."
Al Sham menambahkan, "Perlu diketahui bahwa angkatan bersenjata kami di Irak dan Suriah (siap perang). Kami peringatkan Anda, kami akan menghancurkan mereka."
Pengambilalihan basis ISIL pada Rabu, 8 Januari 2014, adalah sebuah kemenangan bagi pemberontak melawan sekutu Al-Qaidah di Suriah, tapi gerakan untuk mendongkel kekuasaan Presiden Bashar al-Assad masih berantakan, terutama di daerah utara.
Koresponden Al Jazeera, Zeina Khodr, melaporkan dari Beirut, "Bentrok antarpemberontak di utara melemahkan oposisi guna melawan rezim, tapi dalam jangka panjang mungkin ada keuntungan dari hasil pertempuran ini."
Khodr menerangkan lagi, "Kehadiran Al-Qaidah di Suriah menjadi salah satu alasan bagi komunitas internasional enggan memberikan dukungan militer kepada para pemberontak."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler
Terjebak Es, Dua Kapal Ini Akhirnya Bebas
Enam Mayat Ditemukan di Dekat Kuil Pakistan
Operasi Anti-Narkoba, Brasil Tembak Empat Tersangka
Cina Blokir Situs Guardian