TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dengan pimpinan lembaga intilijen untuk memutuskan bagaimana mengatur ulang agen penyadapan National Security Agency (NSA), menyeimbangkan privasi, dan keamanan negara. Yang diajak bicara oleh Obama adalah Direktur NSA, Central Intelligence Agency (CIA), Federal Bureau of Investigation (FBI), dan Intelijen Nasional.
"Ini adalah kesempatan penting bagi Presiden untuk mendengar langsung dari timnya saat dia mulai mengambil keputusan akhir tentang bagaimana bergerak maju dengan kunci program intelijen," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Caitlin Hayden, Rabu, 8 Januari 2014.
Pertemuan ini melibatkan Direktur CIA John Brennan, Direktur Intelijen Nasional James Clapper, Direktur NSA Jenderal Keith Alexander, dan Direktur FBI James Comey. Obama bergabung dalam pembicaraan dengan Wakil Presiden Joe Biden dan Jaksa Agung Eric Holder.
Presiden juga mengadakan pertemuan dengan anggota Badan Pengawasan Privasi dan Kebebasan Sipil, sebuah badan pengawas yang dibentuk oleh Kongres setelah serangan 11 September 2001.
Gedung Putih menyatakan Obama berjanji akan membahas masa depan NSA bersama Kongres. Pada Kamis, 9 Januari 2014, Obama berencana bertemu anggota Kongres, yang bertanggung jawab mengawasi komunitas intelijen dan beberapa kritikus. Presiden akan memberikan kesimpulan dalam pidatonya sebelum 28 Januari 2014.
Panel bentukan Obama menyodorkan 46 rekomendasi dalam laporannya yang diterbitkan Desember lalu, di antaranya meninjau kembali kegiatan NSA untuk mengembalikan kepercayaan publik. Laporan itu termasuk seruan mengakhiri kewenangan NSA untuk mengumpulkan dan menyimpan catatan telepon. Panel itu juga menyerukan pembatasan pada kemampuan NSA untuk meminta perusahaan-perusahaan teknologi memberikan akses jalan belakang untuk mengambil data komunikasi pelanggannya.
Panel juga mengatakan, NSA harus berbuat lebih banyak untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan anggota Kongres tentang sejauh mana pengawasan tersebut dilakukan.
Obama telah mengisyaratkan bahwa ia mungkin mendukung melanjutkan pengumpulan data telepon massal, tapi data tersebut harus dipegang oleh perusahaan-perusahaan komunikasi atau pihak ketiga dan bukan NSA.
CHANNEL NEWS ASIA | EKO ARI
Berita Terpopuler
Terjebak Es, Dua Kapal Ini Akhirnya Bebas
Enam Mayat Ditemukan di Dekat Kuil Pakistan
Operasi Anti-Narkoba, Brasil Tembak Empat Tersangka
Cina Blokir Situs Guardian