TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Januari 2014. Dia melakukan pertemuan tertutup dengan kyai dan petinggi PBNU, termasuk Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan Bendahara PBNU Bina Suhendra.
Setelah menggelar rapat, Jokowi kemudian dibawa berjalan-jalan ke Pojok Gus Dur di lantai dasar kantor PBNU. Ada dua ruangan yang didedikasikan untuk menampung buku-buku koleksi Gus Dur. Dia juga memasuki ruangan kerja Gus Dur.
Ruangan kerja itu berisi meja dan kursi kerja. Di belakangnya, terdapat lambang NU berwarna hijau. Jokowi kemudian mencoba duduk di kursi kerja Gus Dur yang berlapis kulit hitam.
Tak lama setelah itu, Jokowi keluar dari ruangan diikuti para pengurus PBNU. "Wah, duduk di kursi Gus Dur. Siapa tahu ketularan jadi presiden," seorang pengurus PBNU menyeletuk.
Sebelumnya, para pengurus PBNU juga sempat menyinggung soal Jokowi yang populer sebagai kandidat calon presiden. Mereka mengundang Jokowi ke kantornya karena akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional di Jakarta.
"Biasanya yang membuka Munas itu presiden," ujar Bendahara PBNU Bina Suhendra. Mendengarnya, Jokowi buru-buru menimpali. "Tapi ini saya sebagai tuan rumah lho ya, ndak hubungannya sama itu (isu nyapres)," katanya.
ANGGRITA DESYANI
Terkait:
Jokowi Serba Salah Dekat dengan Megawati
Mahfud MD Nyapres, Istri Dukung Tanpa Sangat
Dukung Jokowi, Bupati Ngawi Pasang Belasan Baliho
Dukung Mega, Ketua Promeg Dituding Bikin Huru-hara