TEMPO.CO, Tunis – Perdana Menteri Tunisia, Ali Larayedh, mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis, 9 Januari 2014. Pengundurannya ini terjadi setelah negosiasi panjang dengan pihak oposisi. “Seperti yang saya janjikan beberapa saat lalu, saya baru saja mengajukan pengunduran diri pada Presiden Moncef Marzouki,” kata Larayedh, seperti dikutip Channel News Asia.
Politikus Partai Ennahda ini dinilai gagal menjalani masa transisi menuju demokrasi setelah diktator Tunisia ditumbangkan pada 2011. Partai Islam ini terus berada di bawah tekanan karena Tunisia terus mengalami peningkatan stagnasi dan kerusuhan sosial.
Mehdi Jomaa, pejabat perdana menteri, akan mengambil alih posisi Larayedh sementara waktu hingga pemilihan umum mendatang. Jomaa akan siap menjadi bagian kabinet baru dalam beberapa hari ke depan.
Tunisia, yang merupakan salah satu negara paling sekuler di dunia Arab, telah berjuang menghadapi krisis sejak tahun 2011 lalu. Sejak tergulingnya diktator Zine el-Abidine Ben Ali pada tahun itu, Tunisia mengalami perpecahan terkait peran Islam di pemerintahan dan faksi-faksi Islam garis keras.
ANINGTIAS JATMIKA | CHANNEL NEWS ASIA | OMAN TRIBUNE
Baca Juga:
Berita Lainnya
Terjebak Es, Dua Kapal Ini Akhirnya Bebas
Enam Mayat Ditemukan di Dekat Kuil Pakistan
Operasi Anti-Narkoba, Brasil Tembak Empat Tersangka
Cina Blokir Situs Guardian