TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, tindakannya untuk mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri merupakan bentuk budaya Jawa yang sempat hilang di kalangan masyarakat. "Itu, kan, bagian dari budaya Jawa, budaya Indonesia," kata Jokowi, sapaan akrabnya, saat ditemui di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 11 Januari 2014.
Sebelumnya, pada acara Hari Ulang Tahun PDIP ke-41, Jokowi yang hadir dalam kesempatan tersebut menyempatkan diri untuk mencium tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri usai prosesi pemotongan tumpeng. Jokowi mengatakan, tindakannya tersebut juga didasarkan pada senioritas Megawati selaku Ketua Umum Partai. "Biasa, lah. Seperti saya cium tangan sama ibu saya," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, kebiasaan cium tangan sudah sempat hilang di kalangan masyarakat sehingga tindakannya di kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan. "Dianggap seperti ini karena kebiasaan kesantunan kita sudah hilang," kata Jokowi.
Saat disinggung apakah tindakannya tersebut merupakan bagian dari permohonan restu atas dirinya mencalonkan diri menjadi presiden pada tahun ini, Jokowi menjawab, "Kok ke situ larinya?"
ISMI DAMAYANTI
Topik Terhangat
Terbang dari Halim | Pemanggilan Anas | Terminal Lebak Bulus | Elpiji Naik | Teroris Ciputat |
Berita Terpopuler
Sawo dan Kisah Keturunan Diponegoro yang Tercerai-berai
Ariel Tatum, Terkenal dari Ari Lasso ke Al Ghazali
Landung Bacakan Drama Pangeran Diponegoro
Melanie Putria Geluti Maraton
Apa Kata Psikolog Ratih Ibrahim Soal Farhat Abbas