TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Bakrie Group berinvestasi di media sosial Path merupakan murni bisnis. Begitulah pendapat pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya. Kendati murni bisnis, kata Yunarto, investasi itu tetap memiliki tujuan tertentu. Seperti untuk menarik perhatian publik dan media massa.
"Bakrie paham dengan cara-cara menarik perhatian. Semua media pasti akan menulis ini," kata Yunarto waktu dihubungi Tempo, Ahad, 12 Januari 2014.
Menurut Charta, terlalu prematur bila menyimpulkan investasti Bakrie Group ke Path sebagai manuver politik jelang Pemilu 2014. "Agak maksa kalau disimpulkan sebagai manuver politik," katanya.
Sabtu kemarin, putra sulung Aburizal, Anindya Bakrie, mengkonfirmasikan ke publik bahwa telah sepakat menyuntikkan dana segar, US$ 25 juta atau setara Rp 295,6 miliar, ke Path. Investasi itu disebut untuk mengembangkan Path agar bisa lebih memudahkan orang Indonesia berkoneksi di sana. Indonesia sendiri dikabarkan sebagai negara dengan pengguna Path terbanyak di dunia. (Baca juga: Kata CEO Path, Setelah Bakrie Suntik Modal).
Investasi Bakrie Group langsung mendapatkan respons beragam di jagat Twitter. Ada yang berjanji akan menghapus akun Path-nya begitu mengetahui investasi itu atau meminta Bakrie melunasi utang ke korban Lumpur Lapindo. Namun ada pula yang mendukung investasi tersebut.
KHAIRUL ANAM
Terpopuler:
SBY Lebih dari Tiga Jam Rapat di Cikeas
Mereka yang Dijebloskan ke Sel pada 'Jumat Keramat'
Bakrie Beli Path, Bagian dari Kampanye?
Gubernur Jateng Tolak Anggaran Bantuan Sosial DPRD
Jelang Pemilu, Rhoma Luncurkan Iklan Kampanye