TEMPO.CO, Madiun - Erwiana Sulistyaningsih, 22 tahun, warga Dusun Kawis, Desa Pucangan, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pulang dari Hong Kong dengan luka di sekujur tubuhnya. Tenaga kerja wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Tseung Kwan O, Hong Kong, itu diduga telah menjadi korban penganiayaan majikannya yang bernama Law Wan Tung. "Tubuhnya kurus, lemah, dan sakit," kata Putut Kuncoro, saudara Erwiana, saat dihubungi Tempo, Senin, 13 Januari 2013.
Menurut Putut, Erwiana tiba di rumah pada Jumat pekan lalu dalam keadaan memprihatinkan. Untuk berjalan saja, Erwina harus dipapah oleh Yanti, TKW asal Magetan, yang juga bekerja di Hong Kong. Erwiana dan Yanti bertemu di Bandar Udara Chek Lap Kok, Hong Kong, dan sama-sama hendak pulang ke Indonesia melalui Bandar Udara Adi Sumarmo, Solo.
"Awalnya, kami tidak tahu lukanya separah itu karena ditutup pakaian panjang," ujar Putut tentang kondisi Erwiana, yang telah mengadu nasib ke negeri orang selama delapan bulan.
Erwiana langsung dibawa ke rumah sakit di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Berdasarkan cerita Erwiana kepada pihak keluarga, dia sering disiksa oleh majikannya. Sang majikan menganggapnya tak becus bekerja. Kepala, tangan, kaki, dan bagian tubuh Erwiana lainnya kerap dipukul dengan peralatan dapur oleh sang majikan. Saat lukanya semakin parah dan tidak bisa berbuat apa-apa, Erwiana dipulangkan dengan diberi uang saku 100 dolar Hong Kong.
Masih menurut Putut, pihak keluarga menuntut pemerintah memperhatikan dengan serius masalah itu. Selain diminta menanggung biaya pengobatan, pemerintah diharapkan mengusut dugaan penganiayaan tersebut. Erwiana berangkat ke Hong Kong melalui perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia PT Graha Ayu Karsa sejak 13 Mei 2013.
Ketika dihubungi, juru bicara Pemerintah Kabupaten Ngawi, Totok Sudariyanto, tak berkomentar soal dugaan penganiayaan yang menimpa Erwiana. "Nanti saja, saya masih rapat," katanya singkat dan langsung menutup telepon selulernya.
NOFIKA DIAN NUGROHO