TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus suap penanganan perkara sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi, Chairun Nisa, mengaku membantu Bupati Gunung Mas terpilih, Hambit Bintih. Politikus Golkar tersebut berupaya agar MK menolak gugatan perkara sengketa pilkada kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah itu, yang diajukan oleh lawan Hambit.
"(Saya) Diminta Pak Hambit untuk membantu," katanya usai sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 13 Januari 2014.
Meski demikian, Chairun Nisa menolak mengungkapkan bagaimana ia berkomunikasi dengan Akil Mochtar--waktu itu Ketua MK--untuk mengurus sengkata pilkada tersebut. Ia juga mengatakan sebelumnya tak pernah mengurus kasus di lembaga tersebut. "Tidak, tidak pernah," ujarnya.
Chairun Nisa merupakan anggota Komisi Pemerintahan Dalam Negeri dari Fraksi Golkar. Ia didakwa menjadi perantara suap sebesar Sin$ 294 ribu, US$ 22 ribu, dan Rp 766 ribu atau sekitar Rp 3 miliar serta Rp 75 juta dari Bupati Gunung Mas, Hambit Bintih, dan pengusaha Komisaris PT Berkala Maju Bersama, Cornelis Nalau Antun, untuk Akil Mochtar yang kala itu masih menjadi Ketua MK. Suap tersebut dimaksudkan agar MK menolak permohonan gugatan Pilkada Gunung Mas 2013-2018.
Gugatan diajukan oleh dua pasang calon Bupati Gunung Mas lawan Hambit, yakni Jaya Samaya Monong-Daldin dan Afridel Jinu-Ude Arnold Pisy. Mereka meminta agar Akil bersama dua anGgota panel konstitusi, yaitu Maria Farida dan Anwar Usman, menyatakan keputusan Komisi Pemilihan Umum Daerah yang menetapkan Hambit dan pasangannya, Arton S. Dohong, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Gunung Mas terpilih dibatalkan.
Atas perbuatan itu, jaksa mendakwa Chairun Nisa dengan pasal 12 huruf c atau pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Ia terancam dihukum pidana empat hingga 20 tahun penjara dan denda Rp 200 juta hingga Rp 1 miliar.
NUR ALFIYAH
Berita Lain:
Lukisan Renoir Dijual Rp 85 Ribu di Pasar Loak
Penumpang Ini Rekam Kecelakaan Pesawat dari Kabin
Bandara Bangkok Antisipasi Aksi 'Shutdown' Besok
Bangkok Mulai Dikepung Demonstran, Mal Tutup Awal
Pasangan Hollande Dirawat Setelah Isu 'Affair'