TEMPO.CO, Jakarta--Selama ini, pria dianggap sebagai makhluk kuat, ketimbang perempuan. Tapi siapa sangka, lelaki ternyata lebih merasa merana ketika putus cinta. Berdasarkan penelitian Elite Singles, sekitar 95 persen lelaki menyatakan pernah jatuh cinta. Dan 25 persen dari mereka mengaku pernah menderita karena pisah dengan sang kekasih.
Menurut psikolog, dr Wiebki Neberich, rasa sakit muncul karena pria kerap menjadi korban putus cinta. Dan subjek pemutus hubungan itu adalah si perempuan. "Apalagi laki-laki lebih mengutamakan kesenangan pasangannya ketika jatuh cinta," kata Neberich di YourTango.com. "Tak jarang juga mereka menjadi korban cinta bertepuk sebelah tangan."
Bagi pria, Neberich melanjutkan, penyebab utama kesengsaraan pria adalah orang ketiga. Dan sekitar 80 persen lelaki mengaku hal itu sebagai salah satu penyebab mereka patah hati. Sementara 29 persen pria merasa kesal bila menjadi orang kedua dalam kehidupan kekasihnya. "Seperti putus karena keluarga si kekasih tidak memberikan restu."
Ketika putus cinta, kebanyakan pria tidak bisa menghilangkan deritanya dalam waktu singkat. Terkadang mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai tahunan. Bahkan tak jarang berat badan mereka meningkat. Sebab lelaki tidak menumpahkan rasa sedih dengan seember es krim, seperti perempuan, tapi lari ke makanan tinggi karbohidrat.
Sebanyak 44 persen pria, lebih memilih melewati rasa sedih putus cinta, sendirian. Nonton bioskop, olahraga, makan burger, atau mengurung diri di kamar. Semuanya dilakukan sendiri tanpa teman. "Tapi kebanyakan mereka, sekitar 61 pria, berpaling ke teman-teman," kata Neberich. "Selain untuk mengisi waktu, bersama teman mereka mencoba melupakan sang mantan."
YOUR TANGO | CORNILA DESYANA
Baca juga:
Harapan dan Sembilan Karakter Manusia ala Billy Tjong
6 Makanan Ini Sehatkan Otak di Pagi Hari
Kuku Tiruan Pilihan Selebritas Dunia
Cuaca Dingin AS Picu Keracunan Karbon Monoksida