TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, menganggap banjir di lingkungan mereka kali ini cukup parah. Menurut Ketua RW 05, Sumardi Ramelan, banjir kali ini bahkan lebih parah ketimbang banjir yang terjadi pada 2013 lalu. “Banjir yang sekarang lebih tinggi dan deras airnya,” kata dia saat dihubungi, Senin, 13 Januari 2014.
Sumardi mengatakan, banjir kali terjadi hingga ketinggian dua meter lebih. Padahal, tahun 2013 lalu banjir paling tinggi berada di ketinggian 1,5 meter saja. Karena itu, dia menyatakan banjir kali ini lebih parah ketimbang banjir besar yang melanda Jakarta tahun lalu.
Menurutnya, banjir yang terjadi kali ini juga akibat jebolnya tanggul Kali Pesanggarahan yang berada di sekitar pemukiman warga. Tanggul semi permanen yang dibangung swadaya oleh warga sekitar tak mampu menahan debit air di kali yang ketinggiannya mencapai 5 meter. “Kalau tanggul asli yang permanen sudah tenggelam dan tak mampu menahan air sejak kemarin siang,” kata dia.
Adapun untuk pengungsi, Sumardi mengatakan sebagian warga memilih bertahan di rumahnya. Mereka bertahan di lantai dua rumah untuk menjaga harta benda yang ada. Mereka pun bahu-membahu mengamankan rumah tetangganya yang terpaksa ditinggal karena rumahnya tidak bertingkat. Sebagian besar yang bertahan adalah pemuda dan laki-laki dewasa, sedangkan ibu-ibu dan anak-anak mengungsi ke tempat pengungsian untuk sementara waktu.
Meski banjir kali ini paling parah, Sumardi menolak jika disebut wilayahnya menyerupai danau besar lantaran banjir tersebut. “Bukan danau, kan masih ada rumah-rumah penduduk juga,” kata dia. Adapun RT yang paling parah terendam banjir adalah RT 02, 04, dan 13. Sedangkan RT 01, 07, dan 08 ketinggian air paling rendah ketimbang wilayah lainnya.(Baca : Banjir Dua Meter, Ribuan Warga Kedoya Mengungsi)
“Sore ini banjir di RT 01, 07, dan 08 itu sudah mulai surut dan tidak setinggi tadi pagi,” kata dia. Sedangkan untuk jumlah pengungsi, ujar Sumardi, tidak ada perubahan dibandingkan banjir besar tahun 2013 lalu. Perbedaan banjir tahun ini dengan tahun lalu adalah permukaan air yang lebih tinggi dan aliran air yang lebih deras.
“Pengungsi sama karena yang terendam tetap warga satu RW, bedanya banjir yang sekaran lebih tinggi dari arusnya deras,” ujar Sumardi.
Ia juga menyatakan, genangan yang merendam 14 RT di RW 05 itu juga akibat keberadaan sodetan Kali Pesanggarahan yang dibangun oleh warga. Sodetan itu dibuat dengan tujuan irigasi bagi warga yang berada di Kedoya Selatan. “Jadi wilayak kami memang di kelilingi oleh Kali Pesanggarahan dan sodetan kali itu,” ujarnya.
DIMAS SIREGAR
Berita Terpopuler:
Titik-titik Banjir di Jakarta Pagi Ini
Ciliwung Diperkirakan Meluap Selepas Tengah Malam
Banjir, Jagorawi Macet Total!
Air Kiriman dari Bogor Tiba di Manggarai Pukul 2