TEMPO.CO , Bangkok: Aksi kelompok oposisi yang berusaha melumpuhkan Kota Bangkok, sejak Senin 13 Januari 2014, membuat pemerintahan Yingluck Shinavatra melakukan sejumlah siasat agar tetap berfungsi normal. Salah satunya adalah dengan berkantor di rumah atau tempat lain agar tak diganggu demonstran anti-pemerintah.
Kementerian Luar Negeri Thailand, misalnya. Untuk mendapat layanan di kementerian ini, kita harus mencarinya di koridor pusat konvensi Bangkok. Mereka bertugas di salah satu ruangan dan di sana sejak Senin untuk menghindari aksi protes yang mengepung kota.
"Kami berkeliaran di sekitar," kata Sek Wannamethee, Direktur Jenderal Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri Thailand, dengan tertawa muram. "Besok (Selasa, 14 Januari 2014) kami mungkin harus mencari tempat lain."
Kementerian Luar Negeri kemungkinan harus mencari tempat lain karena pusat konvensi ini bersebelahan dengan bursa saham Thailand, yang juga menjadi incaran pengunjuk rasa sebagai bagian dari upaya mereka untuk menggulingkan pemerintah caretaker Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Puluhan ribu pengunjuk rasa memenuhi jalan-jalan Bangkok hari Senin 13 Januari 2014, yang disebut sebagai "Bangkok Shutdown" untuk melumpuhkan kota dan membuat Thailand seperti tanpa pemerintahan.
Tapi, seperti setiap pengguna komputer ketahui, cara terbaik untuk mengatasi shutdown yang tidak diinginkan adalah dengan membuat backup-nya. Hal inilah yang dilakukan sejumlah kementerian Thailand, dengan memindahkan kantor-kantornya ke berbagai lokasi di seantero Bangkok dan provinsi-provinsi di dekatnya.
Departemen Keuangan, yang diserbu dan diduduki oleh pemrotes selama beberapa minggu pada tahun lalu, kini ditutup dan stafnya bekerja dari rumah atau kantor di tempat lain.
Departemen Pengawas Keuangan, yang mengelola pengeluaran pemerintah, telah memindahkan tempat kerjanya ke markas Angkatan Udara Kerajaan Thailand. Kantor Pengelolaan Utang Publik, yang mengawasi lelang obligasi pemerintah dan pembayaran utang, pindah ke blok kantor di dekatnya.
Kementerian Perdagangan beroperasi dari pusat seni dan kerajinan di provinsi Ayuthaya.
Bank Thailand mengatakan telah menutup kantor utama dan operasinya dipindahkan ke fasilitas pendukungnya. Namun mereka menolak menyebutkan lokasi persisnya. Wartawan yang meliput di bank sentral menduga, operasi bank ini dipindahkan ke provinsi Nakhon Pathom, sebelah barat Bangkok.
Bank sentral mengatakan 44 cabang bank umum tidak buka pada hari Senin 13 Januari 2014 dan 79 lainnya tutup lebih awal dari biasanya.
Staf Kementerian Tenaga Kerja, Senin juga dievakuasi setelah pintu gerbangnya digembok oleh para demonstran.
Perdana Menteri Caretaker Yingluck Shinavatra juga menempati kantor sementara di Bangkok utara, milik Sekretaris Tetap Pertahanan. Hari Senin, Yingluck mengadakan pertemuan dengan para menteri dan pejabat lainnya. Kantor perdana menteri tidak bisa mengkonfirmasi apakah pertemuan mingguan kabinet, Selasa 14 Januari 2014, akan tetap berlangsung.
Sebagai bagian dari "shutdown", demonstran mengancam akan memotong arus listrik dan air ke rumah-rumah para pejabat senior. "Itu sebabnya saya mengemas barang-barang saya dan pindah dari rumah," kata Menteri Luar Negeri Surapong Tovichakchaikul, Jumat 10 Januari 2014 lalu.
Massa oposisi menolak pemilihan umum yang disiapkan pemerintah pada 2 Februari mendatang.
Reuters | Abdul Manan