TEMPO.CO, Jakarta - Ucapan "terima kasih" yang Anas Urbaningrum sampaikan kepada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, menjadi tanda tanya. Apakah ucapan itu tulus diucapkan atau bentuk sindiran dan ancaman karena dirinya harus masuk bui. Namun, untuk menilai hal tersebut, pakar etika Mien Uno menjelaskan sebaiknya juga dilihat secara situasional.
"Untuk menilai ucapan seseorang, dalam hal ini Anas, sebaiknya jangan hanya berdasarkan apa yang ia katakan saja, tapi lihat juga lokasi, situasi, ekspresi, intonasi, kondisi, cara menyampaikannya, dan hal-hal lain yang terkait dengan cara berkomunikasi saat itu," kata Mien.
Selain itu, Mien juga menjelaskan makna "terima kasih" Anas harus dibedakan antara pengertian yang sebenarnya dengan apa yang ingin ditafsirkan. Jangan sampai justru menggeser artinya berdasarkan apa yang terjadi saat itu saja.
"Tidak adil jika menilai ucapan "terima kasih" Anas hanya pada satu kasus. Dulu mungkin ucapan "terima kasih" selalu diungkapkan untuk bersyukur, untuk hal-hal yang telah ia dapat. Namun, memang dengan adanya kasus ini mungkin dapat mengubah penafsiran pihak lain atau pun masyarakat," kata Mien.
RINDU P HESTYA
Berita Lain:
Anas Urbaningrum Ditahan, Dosen Unair Meminta Maaf
Mahfud Mengaku Heran Atas Pemilihan Akil Mochtar
Soal Dugaan Suap Pilgub Jatim, Ini Kata Cak Imin
Kata Istrinya, Anas Urbaningrum Sedang Tirakat
Kado Tahun Baru Anas Urbaningrum Versi Ipar SBY