TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin menilai kredit Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) masih tumbuh sehat. Menurut dia, meskipun ada imbauan dari Bank Indonesia agar menekan laju kredit, hingga saat ini penyaluran kredit untuk usaha mikro di Bank Mandiri mencapai 33 persen.
“Yang berkurang itu kredit korporasi, kredit UKM tetap tumbuh. UKM ini sektor yang potensial sebagai penopang ekonomi jika terjadi krisis,” kata Budi dalam acara Gerakan Wirausaha Nasional di Istora Senayan, Rabu, 15 Januari 2014.
Budi mengatakan saat ini non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah dari sektor UKM di Bank Mandiri masih berada di angka 3 persen. “NPL di bawah 5 persen itu masih wajar,” katanya.
Dia mengatakan peran UKM dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat besar dan perlu penyaluran kredit yang lebih besar untuk sektor itu. “Jika mau pertumbuhan ekonomi, misalnya 6 persen dengan inflasi 5 persen, dibutuhkan satu setengah kali kredit yang harus disalurkan,” tuturnya.
Budi mengatakan, dalam gelaran ini, Bank Mandiri mendukung program pemerintah dengan menciptakan wirausahawan muda. Pada 2013, ada 10 pemenang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) dan Mandiri Young Technopreneur (MYT). Mereka adalah pemenang setelah melalui hasil seleksi dari 54 finalis WMM dan 10 finalis MYT yang disaring dari 6.745 peserta WMM dan 837 tim peserta MYT dari 516 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
“Kami optimistis program WMM dan MYT akan semakin menginspirasi generasi muda untuk menjadi pencipta lapangan kerja yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik,” ujar Budi.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syariefuddin Hasan mengatakan hingga akhir 2013 Kredit Usaha Rakyat yang sudah dicairkan mencapai Rp 137 triliun untuk 10,42 juta nasabah. Dia mengatakan angka itu akan terus meningkat seiring dengan target pemerintah untuk mencapai 2 persen jumlah pengusaha di Indonesia. “Sekarang jumlahnya masih 1,6 persen,” katanya.
Untuk memberikan kemudahan bagi para wirausahawan, Syarif mengatakan pemerintah membuat program diversifikasi debitur KUR. Jika sebelumnya kredit tersebut hanya untuk modal kerja, saat ini bisa digunakan untuk investasi dengan batas minimal pinjaman Rp 20 juta tanpa agunan dan dijamin pemerintah. “Jika bunga kredit yang lain naik, pemerintah memutuskan kredit UKM tetap, asal penyerapannya bagus.”
ANGGA SUKMA WIJAYA
Terpopuler:
Anas Urbaningrum Ditahan, Dosen Unair Meminta Maaf
Mahfud Mengaku Heran Atas Pemilihan Akil Mochtar
Jokowi Kaget Blusukan 'Dikuntit' Caleg PDIP
Perempuan Arab Saudi Dilarang Main Ayunan