TEMPO.CO, Purwokerto - Sejumlah warga Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah, resah karena dalam sepekan ini ada sosok binatang yang berkeliaran di desa itu. Mereka menduga binatang berbulu keemasan itu harimau yang sedang mencari makan.
“Sekitar jam 02.00 dinihari, ikan di kolam saya beterbangan. Suaranya berisik sekali, lalu saya terbangun,” ujar Supandi, 62 tahun, warga Desa Dawuhan Kulon, saat ditemui di rumahnya, Kamis, 16 Januari 2014.
Jarak rumahnya dengan kolam hanya 1 meter. Setelah mendengar suara berisik ikan di kolamnya, Supandi terbangun dan mengintip dari celah jendela. Ia melihat sosok binatang sebesar anjing berwarna keemasan. Tak berapa lama, binatang itu pergi. “Saya yakin itu macan,” kata Supandi.
Sahari, 60 tahun, juga melihat binatang yang sama pada Senin sekitar pukul 9 malam. “Tingginya seperti kambing, warnanya kuning,” katanya. Binatang itu melintas di depannya dengan jarak sekitar 15 meter. Setelah diterangi dengan lampu senter, binatang itu pun pergi.
Akibat kemunculan binatang itu, kata Wirso, Ketua RT 03/01, warga setempat kini melakukan ronda malam. “Mereka gelisah, khawatir binatang itu datang lagi,” katanya.
Kepala Kepolisian Sektor Kedungbanteng Banyumas Ajun Komisaris Sambas Budi Waluyo mengatakan, polisi sudah berkoordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Cilacap. “Kalau benar itu macan, kami minta tidak dilukai dan dibunuh karena ini hewan yang dilindungi,” katanya.
Rahmat Hidayat, koordinator Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah Wilayah Cilacap, mengaku akan menyelidiki laporan masyarakat tersebut. “Kami akan teliti dulu, apakah itu macan atau bukan,” katanya.
Ia menyebutkan, di hutan lereng Gunung Slamet memang menjadi habitat macan tutul. Hanya saja, populiasinya belum terdata karena belum dilakukan penelitian mendalam.
Aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat Harimau Kita, Hariyawan Agung Wahyudi, meragukan binatang tersebut adalah macan. “Bisa jadi anjing hutan atau berang-berang,” katanya.
Aktivis lingkungan dari Komunitas Peduli Slamet, Dhani Armanto, mengatakan jarak antara hutan Gunung Slamet dengan desa itu cukup jauh. “Masih ada desa terdekat dengan ternak yang melimpah. Kalau mencari makan, paling tidak di dua desa tersebut,” katanya.
Jarak antara Desa Dawuhan Kulon dengan hutan sekitar 15 kilometer. Ada dua desa di antara hutan dan Desa Dawuhan, yakni Desa Baseh dan Desa Semaya.
ARIS ANDRIANTO
Topik Terhangat
Banjir Jakarta | 40 Tahun Malari | BBM Akil Mochtar | Anas Ditahan | Ariel Sharon |
Berita Terpopuler
Ada di BBM Akil, Setya & Zainudin Bolos Paripurna
Suami Khofifah Sudah Lama Menulis Hari Kematiannya
Suami Khofifah Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel
'Gudang Uang' Akil Sudah Ditempati Hamdan Zoelva
KPK: Awas Premanisme Kekuasaan Ala Ratu Atut