TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga elpiji 12 kilogram di awal tahun serta ancaman banjir berpotensi mengerek laju inflasi. Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, mengkhawatirkan laju inflasi di pekan pertama Januari yang sudah mencapai 0,77 persen year-on-year. "Itu baru pekan pertama. Ada kemungkinan hingga akhir bulan ini inflasi bisa mencapai 0,9-1 persen." (Baca juga : Pemerintah Bentuk Tim Pengendalian Inflasi)
Secara historis, laju inflasi bulan Januari memang selalu tinggi karena ada komponen penghitungan inflasi akhir bulan Desember yang dimasukkan ke Januari. Namun tidak pernah di atas 1 persen. Menurut Lana, untuk Januari tahun ini, laju inflasi akan terkerek oleh kenaikan harga elpiji 12 kilogram dan cuaca buruk yang diikuti banjir di berbagai daerah. Di Jakarta, harga sayur dan bahan pangan lainnya mulai naik karena terlambatnya pasokan dari Jawa Barat. (Baca juga : Pekan Pertama Januari 2014 Inflasi 0,77 Persen)
Meski demikian, ia menyarankan kenaikan inflasi tidak perlu diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Alasannya, kebijakan moneter yang terlalu ketat tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi. "Lebih baik Bank Indonesia mengevalusasi serangkaian kebijakan moneter sejak pertengahan 2013 lalu sebelum mengambil kebijakan moneter selanjutnya," kata Lana. (Baca juga : BI Klaim Inflasi Januari Terkendali )
Apalagi di saat berbagai lembaga multilateral merevisi naik pertumbuhan ekonomi global tahun 2014 yang dimotori Amerika Serikat dan Eropa, Indonesia perlu menyesuaikan diri. Kenaikan inflasi bulan Januari, kata Lana, bisa hanya temporer apabila pemerintah mampu menjamin ketersediaan bahan pangan dan melakukan langkah antisipatif menghadapi curah hujan tinggi, misalnya melakukan rekayasa cuaca.
PDAT | M. AZHAR
Terpopuler :
Sengketa TPI, Tutut Minta Hary Tanoe Taat Hukum
Laba Anjlok, Kinerja PDAM Tangerang Dievaluasi
BI: Penggunaan Bitcoin Melanggar Undang-undang
Nilai Ekspor Surakarta di 2013 Merosot