TEMPO.CO, Makassar - General Manager PT Pelni Makassar Robert I Mandagie mengatakan, Pelni tetap mengoperasikan 14 kapal baik tipe 1.000 yang mampu mengangkut 1.500 penumpang sekali layar maupun tipe 2.000 untuk 2.700 jumlah penumpang.
"Kapal-kapal tersebut, tetap akan beroperasi meski BMKG telah mengeluarkan warning. Karena kapal Pelni sanggup melayari ketinggian ombak seperti saat ini," kata Robert, Jumat 17 Januari 2014. Menurutnya kapal milik Pelni merupakan produk buatan Jerman yang dirancang mampu menghadapi cuaca ekstrem.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pelindo Makassar M Akira Fauzi mengatakan, sampai saat ini pihak Syahbandar Pelabuhan Makassar belum mengeluarkan instruksi terkait pelarangan berlayar. "Kondisi arus kedatangan dan kepergian kapal juga masih dalam kondisi normal," kata Akira.
Menurut dia, arus kedatangan masih normal antara 7-10 kapal setiap hari. Begitu pula dengan arus kepergian. Pelabuhan Makassar memiliki petugas pandu yang bertugas untuk melihat cuaca apakah laiak atau tidak untuk dilayari. "Masalah saat ini adalah waktu sandar kapal yang terganggu. Kapal-kapal membutuhkan waktu lebih lama berlabuh di dermaga. Karena menunggu cuaca stabil," kata Akira.
General Manager Peti Kemas PT Pelindo Makassar, Budi Revianto mengatakan, tingginya ombak di perairan Makassar belum berpengaruh terhadap aktivitas bongkar muat di pelabuhan peti kemas. Karena rata-rata kapal yang bersandar di Pelabuhan Makassar adalah kapal-kapal besar atau kapal kontainer. "Aktivitas bongkar muat peti kemas pelabuhan Makassar bisa mencapai 50 ribu TEU's per bulan. Dengan rata-rata untuk panggilan kapal mencapai 90-95 Call," kata Budi.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengimbau kepada masyarakat pengguna jasa transportasi laut di Sulawesi Selatan untuk berhati-hati. Sebab tinggi gelombang di perairan Sulawesi sudah mencapai empat meter atau status sangat diwaspadai. "Kondisi ini membuat laut sangat rawan untuk dilayari, termasuk oleh kapal kapal besar milik Pelni sekalipun," kata Kepala Bidang Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Makassar Sujarwo.
Menurutnya dengan ketinggian itu, dapat berakibat fatal seperti kapal tenggelam. Apalagi untuk kapal nelayan sangat berbahaya. Karena itu, BMKG telah mengirimkan peringatan kepada pelabuhan-pelabuhan yang ada di Sulawesi Selatan. "Karena kecepatan angin mencapai 10 sampai 45 kilometer per jam. Meski demikian akan sesekali muncul angin dengan kecepatan 50 kilometer per jam di lautan," kata Sujarwo.
Sujarwo mengatakan, ketinggian ombak merata di seluruh jalur pelayaran di perairan Sulawesi. Meliputi jalur pelayaran di wilayah timur, yakni Bulukumba ke Kepulauan Selayar dan penyeberangan dari Bajoe Kabupaten Bone ke Kolaka Sulawesi Tenggara. Sementara untuk pelayaran jalur wilayah barat, yakni Pare Pare ke Kalimantan, Barru, Pangkep, dan Maros. "Mencapai dua meter," katanya.
MUHAMMAD YUNUS
Berita lain
Loyalis: Pasek Dipecat, Anas Tambah Kuat
Loyalis Anas: Pemecatan Pasek Blunder Demokrat
Suap SKK Migas, KPK Geledah Rumah Sutan di Bogor
Pasek Dipecat sebagai Anggota DPR
Wawancara Lengkap Angel Lelga di Mata Najwa 2
Buka Rapat, Ani SBY Cari Juru Foto Istana