TEMPO.CO, Jakarta - Keamanan seorang pemimpin negara seperti Susilo Bambang YUdhoyono sangatlah penting. Lewat bukunya Selalu Ada Pilihan, SBY menceritakan bahwa nyawanya sering terancam bahaya, mulai dari yang ringan hingga ancaman pembunuhan.
SBY memulai cerita pada bab berjudul Ancaman Terhadap Presiden Bisa Sampai Tingkat Pembunuhan dengan mengangkat kejadian saat ia berkunjung ke Sekolah Calon Tamtama, Ciwidey. Pihak kepolisian positif mengetahui ada aktifitas terorisme yang dengan berjalan di sekitar Bandung, Padalarang, dan Ciwidey. Wartawan pun ramai-ramai mendatangi lokasi dan SBY mengatakan akan tetap melanjutkan kegiatan.
Kemudian, SBY juga menceritakan ancaman bom di kediamannya di Cikeas. Hasil investigasi pihak kepolisian menemukan bom rakitan dengan kekuatan ledakan besar yang berjarak 10 kilometer dari Cikeas. Namun, berkat temuan itu, rencana yang diduga bom bunuh diri itu gagal.
"Siapa pun yang menjadi presiden Indonesia di masa datang, selalu ada risiko seperti yang saya ungkapkan tadi. Tapi, menurut pandangan saya, kita tidak boleh dikontrol oleh penjahat seperti itu. Bahkan kita harus senantiasa waspada dan tidak menganggap ringan sesuatu, saya sangat setuju," tulis SBY.
Namun, ada satu 'ancaman' yang mungkin dianggap tak ilmiah dan tak logis kembali terjadi pada dirinya. Menjelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2009, rumah SBY tiba-tiba kedatangan asap hitam tebal di dalam ruangan. SBY menceritakan asap itu bergerak seperti ingin menerobos kamarnya.
"Begitu saya melihat peristiwa yang menakutkan itu, saya ajak mereka (Ibu Ani dan beberapa pembantu) membaca surat Al-Fatihah. Saya sendiri melengkapinya dengan doa penolak bala dan kejahatan. Apa yang terjadi, asap tebal yang berputar-putar itu bak ditiup angin yang kuat bergegas ke luar dari rumah saya. Alhamdulillah. Saya sekeluarga selamat," tulis SBY.
SBY pun menyimpulkan bahwa presiden memang perlu keamanan yang ketat dan tingkat tinggi. SBY juga meminta pengertian masyarakat jika sering merasa tak nyaman dengan pengamanan Paspampres. "Tapi sebenarnya mereka hanya menjalankan tugas dan amanah undang-undang," kata SBY.
RINDU P HESTYA
Berita Lain:
Ani Yudhoyono: Ini Tustel Pribadi, Paham?
Adnan Buyung Tantang KPK Bawa Anas ke Pengadilan
Jokowi Dapat Teguran Gamawan
Elektabilitas Turun, Jokowi Masih Unggul Jauh
Unair: Terlalu Dini untuk Minta Maaf Soal Anas