TEMPO.CO, Sragen - Tenaga kerja perempuan asal Ngawi, Jawa Timur, Erwiana Sulistyaningsih, 22 tahun yang diduga disiksa majikannya di Hong Kong membawa pulang banyak luka. Menurut ketua tim dokter yang menangani Erwiana, Fadli Iman, dari hasil diagnosis diketahui Erwiana mengalami trauma kepala. "Bahkan sampai gegar otak," katanya kepada Tempo, Sabtu, 18 Januari 2014 pagi. Hal itu membuat Erwiana sering mengeluh pusing.
Dokter spesialis bedah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen ini mengatakan Erwiana diduga banyak mengalami pukulan di bagian kepala. "Sepertinya dia banyak dipukul dengan benda tumpul," ucapnya. Selain trauma kepala dan gegar otak, dia mengatakan, tulang wajah Erwiana retak.
Untuk bagian tubuh lain, dia mengatakan hanya ada lebam dan tidak sampai retak atau patah tulang. Karena itu dia menduga Erwiana banyak menerima siksaan di bagian kepala, termasuk wajah. "Dari hasil pemeriksaan, tidak ada organ dalam yang kena," katanya.
Menurut Fadli, setelah sepekan dirawat, kondisi Erwiana sudah jauh membaik. Misalnya dia sudah bisa diajak berkomunikasi dan mau makan. "Kalau ditanya, sudah bisa jawab. Ada responsnya," ujarnya.
Dia tidak bisa memastikan sampai kapan Erwiana harus dirawat di rumah sakit. Sebab lama penyembuhan gegar otak berbeda untuk setiap pasien. "Tapi kami harapkan seminggu lagi sudah lebih baik dan bisa dibawa pulang," katanya.
Baca Juga:
Erwiana menjadi korban penganiayaan oleh majikannya di Hong Kong, Law Wan Tung. Dia dipulangkan paksa dan ditinggal begitu saja di Bandar Udara Chek Lap Kok, Hong Kong. Beruntung Erwiana bertemu dengan Yanti, seorang TKW asal Magetan yang juga mau pulang. Yanti menemani Erwiana hingga mendarat di Bandara Adi Soemarmo Solo dan mengantarnya sampai rumah.
Erwiana yang beralamat di Dusun Kawis, Desa Pucangan, Kecamatan Ngrambe, Ngawi, tiba di rumahnya pada Jumat, 10 Januari 2014. Saat tiba di rumah, kondisinya sangat memprihatinkan. Ia lantas dirawat di Rumah Sakit Islam Amal Sehat Sragen.
UKKY PRIMARTANTYO