TEMPO.CO, Bandung - Sedikitnya 35 orang dari 10 keluarga warga Kampung Baru, Desa Mulyasari, Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, terisolasi akibat banjir besar. Sejak kemarin, mereka mengungsi ke sebuah sekolah madrasah. "Kami butuh bantuan makanan, pakaian, dan pengobatan," kata seorang warga, Gugie, yang dihubungi pada Ahad sore, 19 Januari 2014.
Menurut Gugie, selama dua hari ini, pengungsi belum terjamah petugas karena daerahnya terisolasi banjir. "Kami sudah hampir frustrasi, tolong dibantu," ujarnya.
Seorang warga lainnya, Afief, mengatakan bahwa mereka mengungsi sejak Sabtu setelah tanda-tanda banjir mulai muncul pada Jumat malam. "Air cepat masuk ke rumah. Banyak warga yang tidak sempat beres-beres langsung mengungsi," katanya.
Menurut dia, banjir kali ini lebih parah dari sebelumnya. Seingatnya, banjir besar di daerahnya pernah terjadi pada 2006 dengan ketinggian mencapai 2 meter. "Sekarang banjir lebih dalam lagi, jadi 3,3 meter," ujarnya.
Kampung tersebut berjarak sekitar 200-300 meter dari Sungai Cipunagara yang meluap. Menurut dia, selama dua hari ini, masih ada sejumlah warga yang terjebak banjir di rumah tinggalnya. "Tim SAR belum sampai ke sini," katanya.
Sebelumnya diberitakan, jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat dari Jakarta maupun Cirebon terputus akibat banjir merendam jalur sepanjang Pamanukan, Kabupaten Subang, hari ini. Banjir parah yang melanda Subang sejak dinihari kemarin itu merendam sedikitnya 11 wilayah kecamatan, seperti Pusakanagara, Pagaden, Cipunagara, Tambakdahan, dan Blanakan.
ANWAR SISWADI