Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Walhi: Sayembara Babakan Siliwangi Tidak Efektif  

Editor

Eni Saeni

image-gnews
Anak-anak bermain di sekitar jembatan gantung Hutan Kota Dunia Babakan Siliwangi yang tidak terawat, Minggu (29/4). Kayu jembatan yang hilang, vandalisme, dan sampah menjadi pemandangan umum di kawasan yang dideklarasikan menjadi Hutan Kota Dunia pada Tunza International Children & Youth Conference On The Environment 2011 lalu. TEMPO/Prima Mulia
Anak-anak bermain di sekitar jembatan gantung Hutan Kota Dunia Babakan Siliwangi yang tidak terawat, Minggu (29/4). Kayu jembatan yang hilang, vandalisme, dan sampah menjadi pemandangan umum di kawasan yang dideklarasikan menjadi Hutan Kota Dunia pada Tunza International Children & Youth Conference On The Environment 2011 lalu. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sayembara desain hutan kota Babakan Siliwangi (Baksil) dinilai tidak efektif karena dapat membuka peluang bagi pihak swasta. "Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tidak menganggap jajaran aktivis, seniman, budayawan, dan pecinta alam yang sempat mengembalikan baksil ke fungsi semula," kata Direktur Walhi Jabar Dadan Ramdan di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung, Ahad, 19 Januari 2014.

Padahal, kata Dadan, Pemkot Bandung bisa mengundang aktivis, seniman, dan lainnya untuk merundingkan nasib Baksil ke depannya. Baksil memang banyak fungsinya. Selain sebagai hutan kota, Baksil juga menjadi lokasi para seniman Bandung untuk menggelar kelas melukis juga menari.

"Kalau disayembarakan, khawatir dapat menimbulkan peluang kerja sama dengan pihak swasta yang selama ini dihindari para aktivis lingkungan dan jajaran seniman," kata Dadan.

Dari pada menggelar sayembara dengan menghabiskan duit ratusan juta, menurut Dadan, lebih baik Pemkot Bandung mengundangnya untuk berdialog. "Walhi dan jajaran aktivis lingkungan lainnya memiliki data yang mumpuni untuk perbaikan Baksil," katanya.

Walhi berharap Pemkot Bandung mengembalikan fungsi ekologi Baksil. Sebelumnya, Pemkot Bandung, pada era Wali Kota Dada Rosada, berniat membangun Baksil melalui pihak swasta, PT Esa Gemilang (PT EGI). Perusahaan itu berencana membangun restoran di hutan kota itu.

Walhi ingin Pemkot Bandung menata ulang Baksil dan melestarikan tanaman langka di sana. Jika semuanya sudah terlaksana, selanjutnya Dinas Pemakaman dan Taman (Diskamtam) Kota Bandung mesti melakukan pengawasan yang ketat. "Dan membuat peraturan yang diusulkan pada Kementerian Kehutanan agar peraturan dan wilayah Baksil jelas," katanya.

Hingga kini, luas lahan Baksil belum jelas. Berdasarkan prakiraan Walhi, luas Baksil mencapai 3,1 hektare. Sementara versi Pemkot Bandung 3,8 hektare. Saat ditanya mengapa Walhi tidak mengikuti sayembara untuk mendesain ulang Baksil, Dadan menjawab, "Walhi hanya berfungsi sebagai pengkritik saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Arief Prasetya, pihaknya masih mengumpulkan data terkait nasib hutan kota yang diakui UNEP (United Nations Environmental Programme) pada 27 September 2011 lalu itu. "Masalahnya, jika memang Baksil dibentuk seperti keinginan Walhi, Baksil tidak bisa dijadikan hutan kota," kata Arief.

Menurut Arief, Peraturan Daerah tentang Hutan Kota mengatakan bahwa Baksil tidak dapat difungsikan sebagai lokasi berkumpul masyarakat. Dalam perda itu, hutan kota harus memiliki beberapa unsur, di antarany makam, tanaman, sempadan, dan sungai.

Perda tersebut tidak mengizinkan adanya transaksi jual-beli di hutan kota. Artinya, seniman yang berjualan karyanya di sana terpaksa harus pindah lapak. Di Baksil sendiri, kata Arief, terdapat beberapa ruang galeri yang terbuat dari bilik bambu, tempat seniman menjajakan karyanya.

Arief mengatakan, jika ingin mengusulkan desain, aktivis dan budayawan juga harus mengikuti sayembara, karena mereka dianggap bagian dari maasyarakat.

Arief berjanji untuk tidak membuka sedikit pun celah bagi pihak swasta. Rencananya, pemerintah akan mengundang tim ahli kehutanan dan geologi untuk menjadi penilai sayembara Baksil.

Pemkot Bandung memiliki batas waktu hingga pertengahan April 2014. "Karena dana sayembara Rp 200 juta cair di pertengahan Februari, sehingga sayembara harus segera dilakukan," ujar Arief.



PERSIANA GALIH
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

21 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa malam, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.


365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

21 hari lalu

Sawit 2
365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.


Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

21 hari lalu

Shutterstock.
Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

21 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

24 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

Kondisi hutan di IKN yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung masih jauh dari kondisi ideal.


Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

28 hari lalu

Penggundulan hutan di India. [www.nature.com]
Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

Hari Hutan Internasional diperingati setiap 21 Maret. Sejarahnya dimulai 2012 yang diprakarsai oleh PBB untuk membantu dan mendukung konservasi hutan


Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

29 hari lalu

Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. (Dok.istimewa)
Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan pengelolaan Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul dengan sistem blok.


OIKN Klaim 65 Persen Kawasan IKN akan Menjadi Hutan Tropis

31 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
OIKN Klaim 65 Persen Kawasan IKN akan Menjadi Hutan Tropis

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan 65 persen kawasan IKN akan bisa dijadikan hutan tropis kembali.


Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

31 hari lalu

Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mengamuk dan mengalami gigi taring patah karena mengigit kandang besi saat masuk perangkap di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.


Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

46 hari lalu

Petugas berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu 15 Januari 2022. ANTARA/HO-UPT Damkar Bintan Timur
Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?