TEMPO.CO, Pekalongan - Banjir masih merendam sebagian wilayah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, sejak Jumat, 17 Januari 2014. Hingga Ahad siang, 19 Januari 2014, jumlah warga yang mengungsi mencapai 1.100 orang. "Ini banjir terparah dalam sejarah Pekalongan," kata Sekretaris Daerah Pekalongan Susianto, Ahad, 19 Januari 2014.
Susianto mengatakan, banjir kali ini merendam tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Siwalan, Wonokerto, Wiradesa, Tirto, Sragi, Buaran, dan Bojong. Banjir paling parah terpantau di Kecamatan Tirto dan Wonokerto. Di Tirto, ada lima desa yang terendam banjir dengan kedalaman bervariasi, yaitu Desa Karanjompo, Jeruksari, Tegaldowo, Pacar, dan Mulyorejo.
Di Wonokerto, banjir merata di sebelas desa, yaitu Desa Sijembe, Pasanggrahan, Pecakaran, Bebel, Tratebang, Werdi, Rowoyoso, Semut, Api-Api, Wonokerto Kulon, dan Wonokerto Wetan. Kedalaman banjir di beberapa kecamatan itu bervariasi, mulai dari 50 sentimeter hingga 1,5 meter. "Sudah tiga hari kondisinya masih sama, belum surut," ujar Susianto.
Menurut Susianto, parahnya banjir kali ini akibat tingginya intensitas hujan yang mengguyur Pekalongan dalam sepekan terakhir. Walhasil, empat sungai besar, yaitu Sungai Bremi, Meduri, Sragi Baru, dan Kangkung, membeludak karena tidak mampu menampung besarnya debit air dari selatan yang merupakan wilayah pegunungan.
Keempat sungai itu juga diduga mengalami pendangkalan. Bahkan, di Sungai Bremi dan Meduri, enceng gondok tumbuh lebat sebelum banjir melanda. "Kemarin anggota Kodim sudah menyingkirkan enceng gondok di sungai," kata Susianto.
Kepala kantor SAR Semarang (Badan SAR Nasional wilayah Jawa Tengah-DIY), Agus Haryono, mengatakan 1.100 pengungsi tersebar di empat pos pengungsian, yaitu gedung Kopindo, Masjid Dupantex, gedung Dakota, dan International Batik Center (IBC). "Evakuasi pengungsi sejak Sabtu siang hingga Ahad dinihari," kata Agus di kantor Kodim Pekalongan, yang difungsikan sebagai pos induk penanganan banjir.
Untuk mengevakuasi korban banjir, Basarnas menerjunkan 21 anggota ditambah puluhan anggota dari SAR Pekalongan, Brebes, dan SAR Galawi (Tegal-Slawi). Perahu karet dari SAR, TNI, dan kepolisian dikerahkan untuk mengevakuasi warga di permukiman yang terendam banjir dengan kedalaman di atas 1 meter. "Bantuan langsung didistribusikan ke pos pengungsian," ujar Komandan Kodim 710 Pekalongan Letnan Kolonel Kavaleri Wahyu Eko Purnomo.
DINDA LEO LISTY